Jumat, 10 November 2017

Hakikat Doktrin Pertahanan Negara

(Perspektif Komponen Organisational and Institutional Interests) 
Pendahuluan 
Doktrin pertahanan negara merupakan prinsip-prinsip dasar yang memberikan arah bagi pengelolaan sumber daya pertahanan untuk mencapai tujuan keamanan nasional,(Andi Widjayanto, 2015). Ini artinya bahwa komponen yang melekat dalam doktrin pertahanan hendaknya selalu mengacu pada hasil analisa lingkungan strategis yang melihat perkembangan aktual maupun potensi yang dapat terjadi pada skala nasional, regional dan global. Dengan demikian doktrin pertahanan negara sebagai pedoman untuk menciptakan keamanan nasional bersifat dinamis yang mengikuti perkembangan yang terjadi.
Dalam memahami doktrin pertahanan negara, maka hal ini tidak akan lepas dari bagaimana kita memahami hakikat ancaman negara baik yang bersifat militer, nonmiliter maupun ancaman yang bersifat hibrida. Bentuk-bentuk ancaman inilah yang menjadi salah satu pertimbangan mutlak perumusan doktrin pertahanan negara sehingga dapat dilahirkan kebijakan pertahanan negara yang tepat. Hal ini seirama dengan filosofi seni perang Sun Tzu yang menekankan pentingnya mengenali potensi diri dan potensi lawan untuk memenangkan sebuah pertempuran.  
Selain itu, sebuah doktrin pertahanan ataupun doktrin militer, paling tidak akan sangat dipengaruhi oleh sedikitnya 6 komponen berikut yaitu the nature of weapons technology, the influence of formative experiences, organisational and institutional interests, ideology, national culture, dan komponen the political and strategic situation. Namun demikian, dalam paper ini akan dibahas lebih lanjut hanya tentang komponen organisational and institutional interests. 
Tujuan penulisan 
Penyusunan paper ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan berikut : 
1. Apakah doktrin pertahanan negara Indonesia sudah memadai jika dilihat dari perspektif komponen organisational and institutional interests? 
2. Apa saja hal-hal yang perlu disarankan untuk diperbaiki dari doktrin pertahanan negara Indonesia jika dihadapkan dengan situasi dan kondisi saat ini dari komponen organisational and institutional interests? 
Pembahasan 
Doktrin Pertahanan Negara Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Doktrin Pertahanan Negara, merupakan ajaran yang memuat prinsip-prinsip fundamental dalam rangka menyelenggarakan pertahanan negara. 
Dalam buku Doktrin Pertahanan Negara Indonesia yang merupakan satu kesatuan dengan peraturan tersebut, disebutkan bahwa doktrin pertahanan negara kita tidak terlepas dari pengalaman sejarah yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai buah dari pemikiran berdasarkan dari pengalaman pelatihan maupun operasi militer yang sudah dipertimbangkan penerapannya. 
Kemajemukan bangsa Indonesia dengan beragam pendapat dan pemikiran, mendorong lahirnya sebuah doktrin sebagai landasan bersama atau keseragaman untuk menentukan sikap dan tindakan. Dalam buku tersebut juga ditegaskan bahwa doktrin adalah dasar pragmatis untuk tindakan keputusan dan refleksi yang mendorong di tengah ketidakpastian krisis atau konflik sampai perang. Dalam tingkat yang lebih tinggi, Doktrin dapat digunakan negara dalam menentukan sikap bagaimana menggunakan strategi sehingga dapat mencapai tujuan dan keberhasilan dalam pertahanan negara.
Berangkat dari pemahaman tersebut, kita bisa melihat bahwa komponen organisational and institutional interests atau komponen kepentingan organisasi dan kelembagaan, adalah komponen yang paling menentukan dalam doktrin pertahanan negara sebagai komponen perencana dan pelaksana kebijakan-kebijakan pertahanan negara. 
Berdasarkan pemahaman tentang hakikat ancaman negara yang dapat berupa ancaman militer, nonmiliter dan ancaman hibrid, maka peran antar lembaga negara harus saling menguatkan satu sama lainnya. Kepentingan mempertahankan keutuhan negara dengan menjalankan doktrin-doktrin pertahanan negara, hendaknya menjadi semangat bersama dalam menguatkan koordinasi antar lembaga. Dengan begitu antar lembaga negara yang satu dengan yang lainnya tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab dan dapat melepaskan diri dari ego sektoral masing-masing. 
Bagi lembaga-lembaga terkait, masing-masing ancaman tadi (militer, nonmiluter dan hibrid) hendaknya menjadi fokus tiap-tiap lembaga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Namun hal tersebut bukan berarti mengabaikan koordinasi dan komunikasi. Bahkan lembaga-lembaga negara yang ada dapat secara bersamaan dalam menjalankan doktrin perahanan untuk kepentingan nasional. 
Dengan demikian, kami dapat menjawab pertanyaan pertama bahwa doktrin pertahanan negara Indonesia sudah memadai jika dilihat dari perspektif komponen organisational and institutional interests atau komponen kepentingan organisasi dan kelembagaan. Karena di dalam doktrin tersebut, antar lembaga negara sudah mendapatkan porsi masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga. Namun yang perlu menjadi perhatian sekaligus hal ini menjadi jawaban pertanyaan nomor dua adalah bahwa yang paling dibutuhkan saat ini adalah kemampaun dan kemauan membangun koordinasi dan komunikasi yang baik antar pimpinan lembaga terkait. 
Kondisi saat ini yang kita lihat bahwa antar elit lembaga seolah-olah memperlihatkan ego sektoral masing-masing. Komunikasi antar pimpinan lembaga berada pada kondisi yang memprihatinkan. Misalnya saja terkait dengan pembelian senjata yang membuat publik kebingungan. Oleh karena itu, sebagai saran kami agar elit tertinggi di negeri ini dapat segera “mendamaikan” pimpinan-pimpinan lembaga terkait agar kembali muncul kedepan publik sebagai satu kesatuan yang utuh yang senapas dan seirama khususnya dalam menjalankan nilai-nilai doktrin pertahanan negara. 
Kesimpulan 
1. Doktrin Pertahanan Negara Indonesia berdasarkan perspektif komponen organisational and institutional interests atau komponen kepentingan organisasi dan kelembagaan sudah tepat dan memadai. Dalam doktrin tersebut, antar lembaga negara sudah mendapatkan porsi masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga. 
2. Sebagai saran agar pimpinan lembaga melepas ego sektoral masing-masing, dapat membangun koordiasi dan komunikasi yang tepat serta hendaknya menunjukkan kekompakkan di hadapan publik.
 Daftar Pustaka 
Andi Widjajanto, Jurnal, Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Doktrin 
Pertahanan Negara Buku Doktrin Pertahanan Negara, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2014

Read more...

Selasa, 09 November 2010

Pidato Hari Kesehatan Nasional Tahun 2010

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Pidato Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional (Hkn) Ke-46 12 November 2010

Assalamu’alaikum wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat allah, tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga kita dapat bersama-sama memperingati hari kesehatan nasional (hkn) yang ke-46 pada tanggal 12 november 2010 ini. Tema hkn tahun 2010 adalah : keluarga sehat, investasi bangsa. Tema ini menekankan pentingnya peranan keluarga dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa dan negara.

Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara ayah, ibu, dan anak yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya perilaku hidup yang bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat. Selanjutnya, keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat, desa dan kelurahan sehat, kecamatan sehat, kabupaten dan kota sehat, provinsi sehat dan bangsa sehat. Bangsa yang sehat, yang memiliki derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, akan meningkatkan produktivitas bangsa tersebut. Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah investasi suatu bangsa bagi pembangunan sumber daya manusianya yang produktif.
Indeks pembangunan manusia atau ipm adalah indikator komposit dari pembangunan manusia atau kualitas suatu bangsa yang diukur dari tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan tingkat perekonomian bangsa tersebut. Tercapainya keluarga sehat akan meningkatkan ipm bangsa indonesia secara bermakna.

Saudara-saudara,
Undang-undang ri nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang - agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya - sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk melaksanakan amanat undang-undang tersebut, komitmen pemerintah diwujudkan dengan diterbitkannya rencana pembangunan jangka panjang kesehatan (rpjpk) 2005-2025, yang antara lain dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah kesehatan (rpjm-k) 2010-2014 dan dituangkan dalam keputusan presiden nomor 5 tahun 2010.
Rpjmn mengamanatkan pencapaian umur harapan hidup manusia indonesia menjadi 72 tahun, penurunan angka kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran, serta penurunan prevalensi gizi kurang pada balita menjadi kurang dari 15%. Upaya pencapaian sasaran-sasaran ini diperkuat lagi dengan komitmen pemerintah untuk mencapai sasaran-sasaran millenium development goals atau mdgs – yang didukung oleh pemantapan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan upaya kesehatan bersumber masyarakat (ukbm) seperti : 1) program desa siaga, 2) revitalisasi posyandu dan 3) reformasi puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Saudara-saudara,
Banyak permasalahan kesehatan yang dapat diatasi bila aspek perilaku diperhatikan. Keluarga sehat berkaitan erat dengan perilaku hidup bersih dan sehat atau phbs di rumah tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti diare dapat dicegah bila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakai sabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungan dengan baik. Demam berdarah dapat dicegah bila masyarakat melakukan 3 m plus – yaitu menguras, menutup, mengubur, plus membasmi sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk dan menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari jentik nyamuk. Malaria dapat dicegah jika seluruh anggota keluarga – di daerah endemis malaria - menggunakan kelambu pada saat tidur. Gizi buruk dapat dideteksi secara dini dan dicegah bila bayi dan balita selalu dibawa ke posyandu setiap bulan. Kematian bayi dapat dicegah bila ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan. Penyakit jantung dan hipertensi dapat dicegah bila masyarakat menerapkan gaya hidup sehat yaitu berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan makan makanan yang tinggi serat.
Hasil riset kesehatan dasar atau riskesdas tahun 2010, menunjukkan bahwa secara nasional persentase penduduk yang merokok setiap hari sebesar 28,2%, dan rumah tangga yang memiliki jamban sehat adalah sebesar 55,4%. Sementara itu, ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan (anc) dengan 6-8 jenis pemeriksaan hanya 56,8%, dan persentase balita yang ditimbang selama enam bulan terakhir adalah 67,1%.
Dalam momentum peringatan hkn ke-46 tahun 2010 ini saya menghimbau kepada para gubernur, bupati dan walikota beserta segenap masyarakat di seluruh indonesia untuk terus-menerus berupaya meningkatkan perilaku sehat keluarga sejak dini - agar pada tahun 2014 phbs di rumah tangga indonesia dapat mencapai 70%. Melalui upaya peningkatan phbs di rumah tangga secara terus menerus diharapkan derajat kesehatan masyarakat indonesia akan meningkat.

Saudara-saudara ,
Permasalahan kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh kementerian kesehatan sendiri, melainkan perlu didukung oleh peran-serta berbagai pihak, baik lintas sektor, organisasi masyarakat, lsm, maupun dunia usaha. Oleh sebab itu peningkatan upaya kemitraan dan peran serta dalam pembangunan kesehatan perlu terus didorong, ditingkatkan, dan dikembangkan. Sejalan dengan itu, saya mengharapkan agar seluruh komponen bangsa dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan perilaku bersih dan sehat dalam keluarga.
Pada kesempatan yang baik ini pula, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para penggerak upaya kesehatan di masyarakat di seluruh tanah air yang amat berjasa dalam melakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat selama ini.

Saudara-saudara,
Pada peringatan hari kesehatan nasional atau hkn ke-46 tahun 2010 ini, saya menegaskan kembali pesan-pesan penting yang harus disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga sebagai investasi bangsa, yaitu :
 Kesehatan harus dimulai dari rumah
 Gizi baik, anak tumbuh sehat dan cerdas
 Jadilah keluarga sadar gizi
 Ibu sehat, mampu memenuhi tugas dalam keluarga dan masyarakat
 Lindungi keluarga dari narkoba dan hiv-aids
 Berperilaku sehat, cegah penyakit
 Bersama kita jaga kesehatan diri, rumah dan lingkungan
 tetaplah sehat, jika sakit segera berobat
 Jadilah keluarga sehat, lebih produktif dan berprestasi
 Kutanam, kupelihara pohon, lestari alamku
 Gunakan kelambu saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria di daerah endemis malaria.
Selanjutnya, marilah kita wujudkan keluarga sehat sebagai investasi bangsa melalui semangat bersama kita bisa.

Saudara-saudara,
Demikian beberapa hal penting yang perlu saya garis-bawahi pada peringatan hari kesehatan nasional ke-46 tahun 2010. Ini semoga, segala upaya kita untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat indonesia mendapatkan ridho dari allah yang maha kuasa. Amin.
Terimakasih dan selamat bekerja.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.


Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
ttd
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, Mph, Dr.Ph


Read more...

Senin, 08 November 2010

Pidato Hari Pahlawan 10 November 2010

Amanat Menteri Sosial Republik Indonesia
Pada Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2010
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah swt, karena atas limpahan rahmat dan perkenan-nya, pada hari ini rabu 10 november 2010, kita dapat melaksanakan upacara bendera memperingati hari pahlawan, sebagai salah satu benteuk peghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan/pejuang pendahulu kita, sejalan dengan ungkapan salah seorang pendiri bangsa kita yang menyatakan bahwa, “hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, dapat menjadi bangsa yang besar”, atau juga sering dikenal dengan ungkapan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”.

Pertempuran 10 november di surabaya yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari pahlawan adalah perjuangan heroik, suatu perjuangan yang memerlukan pengorbanan luar biasa dari para pendahulu kita, baik jiwa, maupun harta. Dalam pertempuran tersebut, seluruh komponen bangsa bersatu padu mengusir penjajah yang ingin berusaha menancapkan kembali kekuasaannya di bumi indonesia.
Oleh karena itu, hari pahlawan seperti yang kita peringati pada hari ini dilaksanakan dengan mengedepankan upaya menumbuhkembangkan nilai kepahlawanan dan bagaimana kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya untuk kemudian diimplementasikan dalm kehidupan sehari-hari.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Semangat dan nilai kepahlawanan yang ditunjukkan dalam pertempuran 10 november tersebut, hendaknya dapat kita hayati dan menjadi inspirasi yang kemudian memacu dan memicu bagi kita dalam mengisi kemerdekaan ini.
Peringatan hari pahlawan tahun 2010 yang mengangkat tema “dengan semangat nilai kepahlawanan kita tingkatkan kesetiakawanan sosial nasional”, hendaknya dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian dan kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda bangsa indonesia.
Berbagai permasalahan yang kita hadapi mulai dari kemiskinan, pengangguran, keterlantaran, keterpencilan sampai pada bencana alam serta masalah sosial lainnya, sama-sama memerlukan perhatian dan keseriusan kita untuk menanggulanginya.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Semangat dan nilai-nilai luhur pahlawanan/pejuang seperti rela berkorban, pantang menyerah, percaya pada kemampuan diri sendiri, suka menolong dan sebagainya sebagaimana yang tercermin dalam pertempuran 10 november di surabaya, hendaknya dapat menggugah hati kita untuk berjuang bersama melawan berbagai persoalan dan masalah tersebut.
Melalui momentum peringatan hari pahlawan, diharapkan rasa kesetiakawanan sosial sebagai anak bangsa dapat tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu modal untuk menyelesaikan masalah bangsa.
Saya yakin, apabila seluruh elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengamalkan semangat nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, maka rasa kesetiakawanan sosial dengan sendirinya akan meningkat.
Selain itu dengan kesetiakawanan sosial yang diwujudkan dengan saling menghargai, menghormati, tolong menolong maka kita tidak akan mudah terprovokasi, dan sebaliknya dengan kesetiakwanan sosial akan menguatkan solidaritas yang memperkokoh keutuhan negara kesatuan republik indonesia.
Kesetiakawanan sosial yang dilandasi semangat nilai kepahlawanan sesuai tema peringatan hari pahlawan 2010, kiranya juga dapat mempercepat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa untuk dapat menghadapi berbagai tantangan termasuk masalah kedaulatan negara.
Untuk itu marilah melalui momentum peringatan hari pahlawan tahun 2010 ini, kita rapatkan barisan, berjuang membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga bangsa indonesia dapat menjadi bangsa bermartabat yang dapat berdiri sejajar dengan negara lain di dunia, serta keutuhan negara kesatuan republik indonesia dapat terus terjaga.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Demikian, semoga allah swt, senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita untuk dapat terus memperkokoh negara kesatuan republik indonesia.
Sekian, terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Menteri Sosial Republik Indonesia,
Ttd
Dr. Salim Segaf Al Jufri, Ma

Read more...

Sabtu, 02 Oktober 2010

Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Read more...

Jumat, 01 Oktober 2010

Analisis SWOT

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/weaknesses, "kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama . Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Bentuk-bentuk organisasi
1. Organisasi politik
2. Organisasi sosial
3. Organisasi mahasiswa
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi sekolah
6. Organisasi negara

Read more...

Rabu, 29 September 2010

Teori Manajemen

Manajemen ilmiah
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional.
Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.
Teori administrasi umum
Teori administrasi umum atau, dalam bahasa Inggris, general theory of administration, adalah teori umum mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Sumbangan penting untuk teori ini datang dari industrialis Perancis Henri Fayol dengan 14 prinsip manajemen-nya dan sosiolog Jerman Max Weber dengan konsep birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikande dengan jelas, peraturan dan ketetapan rinci, dan sejumlah hubungan impersonal.
Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur krisis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Kajian Hawthorne
Kajian Hawthrone adalah serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Kajian dilakukan di Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.
Uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai berbagai macam intensitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intensitas penerangan yang tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika intensitas cahaya diubah. Namun, mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik tingkat cahaya itu dinaikan maupun diturunkan, output pekerja meningkat daripada biasanya. Para peneliti tidak dapat menjelaskan apa yang mereka saksikan, mereka hanya dapat menyimpulkan bahwa intensitas penerangan tidak berhubungan langsung dengan produktivitas kelompok dan "sesuatu yang lain pasti" telah menyebabkan hasil itu.
Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-rekannya diundang untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian melanjutkan penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:
• perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat
• pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu
• standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
• uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.
Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
Sarana manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer


Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
• Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
• Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
• Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan manajer

Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu;
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:[6]
• Perilaku terhadap karyawan
• Perilaku terhadap organisasi
• Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Bidang manajemen
• Manajemen pergantian
• Manajemen komunikasi
• Manajemen constraint
• Manajemen biaya
• Manajemen hubungan pelanggan
• Manajemen harga pendapatan
• Manajemen enterprise
• Manajemen fasilitas
• Manajemen integrasi
• Manajemen pengetahuan
• Manajemen pemasaran
• Manajemen mikro
• Manajemen sakit
• Manajemen pandangan
• Manajemen procurement
• Manajemen program
• Manajemen projek
• Manajemen proses
• Manajemen produksi
• Manajemen kualitas
• Manajemen sumber daya manusia
• Manajemen risiko
• Manajemen keahlian
• Manajemen pengeluaran
• Manajemen rantai suplai
• Manajemen sistem
• Manajemen waktu
• Manajemen stress
• Manajemen strategis
• Manajemen keuangan

Read more...

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Read more...

Manajemen Konflik : Cara Mengelola Konflik secara Efektif

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.
Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
3. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
4. Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.
5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.

Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik:
• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Cara atau Taktik Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.
Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:
Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.

Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:
Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.

Read more...

Selasa, 01 Juni 2010

Jadwal Pertandingan Piala Dunia 2010


JADWAL PERTANDINGAN (Jadwal Dapat Berubah Sewaktu-Waktu)
Group Negara
A Africa Selatan vs Mexico
Jumat, 11 juni 2010 20.15 - 23.30
A Uruguay vs Perancis
Jumat, 11 juni 2010 24.30 - 04.00
B Argentina vs Nigeria
Sabtu, 12 Juni 2010 20.15 - 23.30
C Inggris vs USA Sabtu, 12 Juni 2010 24.30 - 04.00

D Serbia vs Ghana
Minggu, 13 Juni 2010 20.15 - 23.30
D Jerman vs Australia
Minggu, 13 Juni 2010 24.30 - 04.00
E Jepang vs Kamerun Senin, 14 Juni 2010 20.15 - 23.30
F Italy vs Paraguay
Senin, 14 Juni 2010 24.30 - 04.00
G Pantai Gading vs Portugal
Selasa, 15 Juni 2010 20.15 - 23.30
G Brazil vs Korea Utara
Selasa, 15 Juni 2010 24.30 - 04.00
H Spanyol vs Swiss Rabu, 16 Juni 2010 20.15 - 23.30
A Africa Selatan vs Uruguay Rabu, 16 Juni 2010 24.30 - 04.00
B Yunani vs Nigeria Kamis, 17 Juni 2010 20.15 - 23.30
A Perancis vs Mexico
Kamis, 17 Juni 2010 24.30 - 04.00
C Slovenia vs USA
Jumat, 18 Juni 2010 20.15 - 23.30
C Inggris vs Aljazair Jumat, 18 Juni 2010 24.30 - 04.00
D Ghana vs Australia Sabtu, 19 Juni 2010 20.15 - 23.30
E Kamerun vs Denmark Sabtu, 19 Juni 2010 24.30 - 04.00
F Italy vs New Zealand Minggu, 20 Juni 2010 20.15 - 23.30
G Brazil vs Pantai Gading
Minggu, 20 Juni 2010 24.30 - 04.00
H Chile vs Swiss Senin, 21 Juni 2010 20.15 - 23.30
H Spanyol vs Honduras
Senin, 21 Juni 2010 24.30 - 04.00
A Perancis vs Afrika Selatan
Selasa, 22 Juni 2010 20.15 - 23.30
B Yunani vs Argentina
Selasa, 22 Juni 2010 24.30 - 04.00
C Slovenia vs Inggris
Rabu, 23 Juni 2010 20.15 - 23.30
D Ghana vs Jerman Rabu, 23 Juni 2010 24.30 - 04.00
F Slovakia vs Italy
Kamis, 24 Juni 2010 20.15 - 23.30
E Kamerun vs Belanda
Kamis, 24 Juni 2010 24.30 - 04.00
G Portugal vs Brazil Jumat, 25 Juni 2010 20.15 - 23.30
H Chile vs Spanyol Jumat, 25 Juni 2010 24.30 - 04.00

Read more...

Inilah Jadwal Lengkap Piala Dunia 2010


Jadwal lengkap Piala Dunia 2010, termasuk skema babak gugur hingga final
Grup A:
11 Juni 2010
21:00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg
12 Juni 2010
01:30 Uruguay v Prancis, Cape Town Stadium, Cape Town

17 Juni 2010
01:30 Afrika Selatan v Uruguay, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
17 Juni 2010
18:30 Prancis v Meksiko, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

22 Juni 2010
21:00 Meksiko v Uruguay, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
21:00 Prancis v Afrika Selatan, Free State Stadium, Bloemfontein

Grup B:
12 Juni 2010
18:30 Argentina v Nigeria, Ellis Park Stadium, Johannesburg
21:00 Korea Selatan v Yunani, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

17 Juni 2010
21:00 Argentina v Korea Selatan, Soccer City, Johannesburg
18 Juni 2010
01:30 Yunani v Nigeria, Free State Stadium, Bloemfontein

23 Juni 2010
01:30 Yunani v Argentina, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
01:30 Nigeria v Korea Selatan, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup C:
13 Juni 2010
01:30 Inggris v Amerika Serikat, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
13 Juni 2010
18:30 Aljazair v Slovenia, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

18 Juni 2010
21:00 Inggris v Aljazair, Cape Town Stadium, Cape Town
19 Juni 2010
01:30 Slovenia v Amerika Serikat, Ellis Park Stadium, Johannesburg

23 Juni 2010
21:00 Amerika Serikat v Aljazair, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
21:00 Slovenia v Inggris, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

Grup D:
13 Juni 2010
21:00 Jerman v Australia, Moses Mabhida Stadium, Durban
14 Juni 2010
01:30 Serbia v Ghana, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

18 Juni 2010
18:30 Jerman v Serbia, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
19 Juni 2010
18:30 Ghana v Australia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

24 Juni 2010
01:30 Australia v Serbia, Mbombela Stadium, Nelspruit
01:30 Ghana v Jerman, Soccer City, Johannesburg

Grup E:
14 Juni 2010
18:30 Belanda v Denmark, Soccer City, Johannesburg
21:00 Jepang v Kamerun, Free State Stadium, Bloemfontein

19 Juni 2010
21:00 Belanda v Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010
01:30 Kamerun v Denmark, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

25 Juni 2010
01:30 Denmark v Jepang, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
01:30 Kamerun v Belanda, Cape Town Stadium, Cape Town

Grup F:
15 Juni 2010
01:30 Italia v Paraguay, Cape Town Stadium, Cape Town
15 Juni 2010
18:30 Selandia Baru v Slowakia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

20 Juni 2010
18:30 Italia v Selandia Baru, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Slowakia v Paraguay, Free State Stadium, Bloemfontein

24 Juni 2010
21:00 Paraguay v Selandia Baru, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
21:00 Slowakia v Italia, Ellis Park Stadium, Johannesburg

Grup G:
15 Juni 2010
21:00 Brasil v Korea Utara, Ellis Park Stadium, Johannesburg
16 Juni 2010
01:30 Pantai Gading v Portugal, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

21 Juni 2010
01:30 Brasil v Pantai Gading, Soccer City, Johannesburg
21 Juni 2010
18:30 Portugal v Korea Utara, Cape Town Stadium, Cape Town

25 Juni 2010
21:00 Korea Utara v Pantai Gading, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Portugal v Brasil, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup H:
16 Juni 2010
18:30 Spanyol v Swiss, Moses Mabhida Stadium, Durban
21:00 Honduras v Cili, Mbombela Stadium, Nelspruit

21 Juni 2010
21:00 Spanyol v Honduras, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
22 Juni 2010
01:30 Cili v Swiss, Ellis Park Stadium, Johannesburg

26 Juni 2010
01:30 Swiss v Honduras, Free State Stadium, Bloemfontein
01:30 Cili v Spanyol, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

16 Besar
26 Juni 2010, 21:00
Juara Grup A v Peringkat Kedua Grup B, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 49)

27 Juni 2010, 01:30
Juara Grup C v Peringkat Kedua Grup D, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg (Partai 50)

27 Juni 2010, 21:00
Juara Grup D v Peringkat Kedua Grup C, Free State Stadium, Bloemfontein (Partai 51)

28 Juni 2010, 01:30
Juara Grup B v Peringkat Kedua Grup A, Soccer City, Johannesburg (Partai 52)

28 Juni 2010, 21:00
Juara Grup E v Peringkat Kedua Grup F, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 53)

29 Juni 2010, 01:30
Juara Grup G v Peringkat Kedua Grup H, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 54)

29 Juni 2010, 21:00
Juara Grup F v Peringkat Kedua Grup E, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria (Partai 55)

30 Juni 2010, 01:30
Juara Grup H v Peringkat Kedua Grup G, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 56)

Perempat-Final
2 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 53 v Pemenang Partai 54, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 57)

3 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 49 v Pemenang Partai 50, Soccer City, Johannesburg (Partai 58)

3 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 52 v Pemenang Partai 51, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 59)

4 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 55 v Pemenang Partai 56, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 60)

Semi-final
7 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 58 v Pemenang Partai 57, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 61)

8 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 59 v Pemenang Partai 60, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 62)

Perebutan Juara Ketiga
11 Juli 2010, 01:30
Tim Kalah Partai 61 v Tim Kalah Partai 62, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 63)

Final
12 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 61 v Pemenang Partai 62, Soccer City, Johannesburg (Partai 64)

Read more...

Senin, 31 Mei 2010

Idealisme Jurnalistik dan Pendidikan Politik

Oleh : Wen di Ramen
Saya lebih takut oleh empat surat kabar daripada seratus serdadu dengan sangkur terhunus.
(Napoleon Bonaparte)
Pasca tumbangnya rezim orde baru, dunia pers atau media menemukan momentumnya untuk tumbuh berkembang dalam memberikan informasi yang selua-luasnya kepada masyarakat, tanpa harus takut terkekang oleh intervensi pihak-pihak tertentu. Kebebasan pers saat ini memunculkan lahirnya media-media baru baik elktronik maupun cetak dalam turut menjalankan fungsi-fungsi media. Namun dengan semakin banyaknya lahir media-media baru, melahirkan pula kompetisi antar institusi tersebut. Sehingga persaingan menjadi masalah baru dalam dunia jurnalistik.

Kemampuan bertahan sebuah media tidak akan pernah lepas dari seberapa besar modal yang dimilikinya, karena mengingat biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar. Persoalan modal inilah yang kemudian tidak jarang harus membuat idealisme jurnalistik menjadi “terjual” dalam persaingan pasar. Sehingga kerap kita lihat sebuah pemberitaan sangat ditentukann oleh sang pemilik modal yang membiayai media tersebut.
Kegiatan jurnalistik sendiri telah berlangsung sejak lama. Dalam referensi ilmiah, kegiatan tersebut telah dimulai pada masa Romawi Kuno di bawah kekuasan Kaisar Julius Caesar. Jurnalistik pada masa itu bernama Acta Diurna yang berisi segala seuatu yang sifatnya informatif semata atas kebijakan-kebijakan Kaisar.
Kini, jurnalistik tidak hanya menjalankan fungsi informasi semata, namun telah bertambah menjadi fungsi pendidikan, kontrol sosial, mempengaruhi dan juga fungsi menghibur. Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut, asas netralitas menjadi tulang punggung dalam menjalankan fungsinya dengan baik, hal inilah yang kita sebut dengan idealisme. Dan idealisme inilah yang tidak jarang tergadaikan oleh kepentingan pemilik modal sehingga fungsinya itupun menjadi kehilangan arah.
Belakangan sering muncul kajian yang mempertanyakan idealisme jurnalistik. Kajian ini muncul sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap kelalaian yang disengaja dalam menyuguhkan informasi. Seperti penyampaian berita yang berpihak pada kepentingan tertentu, baik secara individu maupun kelompok.
Idealisme jurnalistik sangat menentukan penerimaan masyarakat tehadap sebuah media. Sang dictator sekaliber Hitler pun takut dengan media dikarenakan idealime jurnalistik, begitupun dengan Napoleon Bonaparte. Jika idealisme tergantikan menjadi fragmatisme, maka sesungguhnya ruh jurnalistik itu telah telah mati. Jika ruh tersebut mati, maka kita tidak bisa lagi mengharapkan media sebagai alat kontrol sosial yang kuat. Padahal media menjadi harapan masyarakat dalam menjalankan kontrol sosial dan pendidikan massa.

Media dan Pendidikan Politik
Pada kondisi suhu politik yang semakin memanas saat ini, netralitas media menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilitas. Kemampuan media baik elektronik maupun cetak dalam mengabarkan kejadian politik yang tidak diikuti secara langsung oleh masyarakat dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu sikap netral dari sebuah media dalam mengabarkan kejadian yang sebenarnya menjadi tuntutan mutlak, di samping netralitas merupakan salah satu kode etik yang harus dijalankan.
Dalam negara yang sedang mengalami era transisi seperti Indonesia saat ini, maupun di negara yang telah maju dalam dunia demokrasi, media menjadi salah satu pilar penting dalam memberikan pendidikan politik bagi warganya. Hal ini dikarenakan media mampu menjangkau massa yang luas dalam waktu yang singkat. Kemampuan daya jangkau yang luas tersebut dibarengi dengan kemampuan mempengaruhi pembaca, apakah ke arah negatif maupun positif, dikarenakan sifat komunikasi media yang satu arah.
Peran penting media ini hendaknya harus dipahami betul oleh pekerja media atau insan pers. Etika jurnalistik harus dikedepankan di atas kepentingan lainnya, sehingga masyarakat sebagai penikmat berita bisa mendapatkan suguhan yang sehat. Tanggung jawab sosial jurnalistik hendaknya selalu menjadi warning agar bisa lurus dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
Kondisi politik kita saat ini, mengharapkan media dapat mengambil peran penting itu demi lancarnya proses demokrasi yang diharapkan. Media elektronik ataupun media cetak harus tetap memegang sikap netral atau idealisme dalam menyampaikan kegiatan politik yang dilakukan oleh peserta pemilu. Jujur menyampaikan kegiatan kampanye, baik dari berita tentang isi janji-janji politik para kandidat maupun pemberitaan terkait jumlah peserta yang hadir akan menjadi pendidikan politik masyarakat yang membantunya dalam memberikan pilihan yang terbaik.
Namun jika yang disampaiakn adalah kebalikan dari kenyataan, maka ini adalah sebuah bentuk pembodohan yang akan berimbas kepada memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan media massa. Bagaimanapun hebatnya sebuah media, masyarakatlah yang menenetukan berapa lama ia sanggup bertahan. Dan kemampuan bertahan tersebut sangat ditentukan oleh seberapa besar sebuah media mampu menjalankan nilai-nilai idealisme jurnalistik.

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP