I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
- Mengetahui hakikat dan tujuan ghazwul fikri
- Mengetahui siapa yang melancarkan ghazwul fikri
- Mengetahui sarana yang dipergunakan untuk melancarkan ghazwul fikri
II. PENDAHULUAN
Ghazwul Fikri merupakan persoalan besar yang dihadapi ummat Islam saat ini.
“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sedangkan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Ia-lah yang telah mengutus Rosul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”.(At Taubah 32-33) ; QS. 13: 33 ; 6: 112 ; 2: 75 ; 4: 119 ; 2: 109 ; 5: 82
Makar ini sebenarnya muncul dari pernyataan seorang misionaris Amerika, Samuel Marinus Zwemer (Supervisor dan penanggung jawab masalah Kristenisasi), ketika diadakan salah satu konperensi untuk mengevaluasi berbagai usaha yang telah dilakukan oleh para misionaris di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, “Meskipun sudah banyak uang yang dihamburkan dan tenaga yang dicurahkan, namun tidak seorang pun ummat Islam yang masuk Kristen…” Zwemer menanggapi tuduhan tersebut dengan menjawab: “Tujuan kita bukan mengkristenkan ummat Islam, ini tidak sanggup kita melaksanakannya. Tetapi target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari Islam. Ini yang harus kita capai, walaupun mereka tidak bergabung dengan kita…”
III. KENAPA GHAZWUL FIKRI MUNCUL
Sepanjang sejarah, musuh-musuh Islam hendak memadamkan da’wah dan melenyapkannya dari muka bumi. Pergulatan sepanjang sejarah sejak peperangan Khondaq dengan konspirasi Bani Quraizdah, Bani Nadhir dan lainnya telah menjadi bukti penentangan kepada Islam, baik Imperialis, Komunis maupun Zionis.
William Ewart Gladstone (Perdana Mentri Inggris) 1809-1898, dan salah seorang pendiri koloni Inggris di Timur Tengah,” Selama Al Qur’an ini masih ada, Eropa tidak akan sanggup menguasai wilayah timur, bahkan Eropa sendiri tidak akan tentram…”
Thomas Edward Lawrence (1888-1935), seorang perwira dan penulis Inggris mengatakan: “Bahaya yang sebenarnya tersembunyi pada sistem Islam, (adalah) kemampuannya untuk menyebar dan vitalitasnya. Hal ini merupakan tembok penghalang satu-satunya bagi penjajahan Eropa…bila ummat Islam bersatu dibawah satu pemerintahan, mereka bisa menjadi malapetaka bagi dunia!”.
Hal di atas menunjukkan betapa musuh ummat Islam mengetahui betul sumber-sumber kekuatan yang tersembunyi dalam agama kita. Barangkali dalam kondisi tertentu, mereka lebih menyadari dibanding kita, dan berdasarkan inilah mereka menyusun rencana dan strategi.
IV. TARGET DAN SASARAN GHAZWUL FIKRI
Berdasarkan penelitian sejarah dan berbagai peristiwa dimasa lalu, maka target dan tujuan Ghazwul Fikri adalah :
1. Mencegah Roh Islam Menyebar ke Pelosok Dunia
Mereka menghalang-halangi berbagai prinsip dan ajaran Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia… Musuh-musuh Islam menginginkan dunia menjadi gelap, seperti dunia binatang yang bisa dituntun dengan tambang dan dihalau dengan sebilah ranting ke depan penyembelihan.
Untuk itu mereka menggunakan bermacam sarana, diantaranya:
Pertama, Menyebarkan berbagai kebohongan tentang syari’at Islam
Diantara kebohongan ini, mereka mengklaim bahwa Al Qur’an tidak diturunkan dari sisi Allah swt kepada Nabi Muhammad. Mereka menuduh Nabi Muhammad saw. Menciptakan sendiri dongeng-dongeng klasik sebagaimana ungkapan kaum musyrikin.
“(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan Ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya”. (An Nisa’ 166).
“…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan diri mereka”.(Al Maidah 68).
“Dan mereka berkata: ‘Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini”.(Az Zukhruf 31)
Kedua, Mengangkat segi-segi Kelemahan yang ada di berbagai Negeri Islam, dan membebankannya kepada Islam
Agar kaum muslimin menjauhkan dari Islam dan mencegah berbagai keistimewaan agamanya. Mereka berusaha menggambarkan Islam sejelek-jeleknya, baik segi politik maupun sosial.
Kita tidak mengingkari bahwa negara-negara Islam belakangan ini mengalami kegoncangan politik yang sangat kuat, sehingga peranan kaum muslimin dalam memajukan peradaban dunia hampir terhenti. Tetapi kita menolak mentah-mentah bahwa itu merupakan gambaran Islam, yang bertanggung jawab atas kelemahan dan keterbelakangan kaum muslimin…
Ketiga, Memberikan gambaran bahwa Islam agama kekerasan dan pertumpahan darah
Berdasarkan kebohongan ini, mereka menakut-nakuti dan menyebarkan kebencian terhadap Islam di kalangan non Islam. Mereka menampilkan Islam sebagai agama kekerasan yang dapat merubah pengikutnya menjadi buas dan kejam… Disamping itu mereka juga memperalat berbagai peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dengan pihak lain. Mereka menuduh ummat Islam suka berperang demi mendapatkan harta rampasan… Dakwaan ini telah mempengaruhi orang-orang Barat sehingga mereka benci dan memusuhi Islam. Hal ini terlukis dalam perang yang bersejarah yaitu Perang Salib.
Para musuh dalam porsi tertentu telah berhasil menyebarkan kebohongan bahwa Islam tersebar melalui kekerasan. Dengan demikian, sebagian kaum muslimin ada yang menyangka bahwa jihad tidak dibenarkan kecuali untuk membela diri.
Para musuh tidak puas dengan usaha ini, bahkan mereka menyiapkan sekelompok orang perusak yang berpura-pura masuk Islam, kemudian mereka melaksanakan semua konsep musuh yang dalam nuktah ini terkonsentrasi pada satu tujuan yaitu membatalkan keharusan jihad, bahkan menyerah serta mengabdi kepada para agresor.
Mirza Ghulam Ahmad, pendiri sekte Qadiyaniah mengatakan: “Hampir seluruh umurku telah kuhabiskan untuk mendukung dan membantu pemerintahan Inggris dengan mencegah jihad dan mengharuskan tunduk dan loyal kepadanya. Aku telah banyak menulis buku dan publikasi yang kalau dikumpulkan bisa mengisi 50 lemari. Semua buku dan publikasi ini telah tersebarkan diberbagai negara Arab seperti Mesir dan Syam”.
Mirza juga mengatakan: ”Sejak remaja aku sudah mencurahkan tenaga baik dengan lisan maupun tulisan untuk memalingkanhati ummat Islam agar mengabdi dengan Ikhlash kepada pemerintahan Inggris. Aku menyerukan untuk menghapus ide jihad yang diyakini oleh sementara orang bodoh, dan hal inilah yang menghalangi mereka untuk menerima kekuasaan asing tersebut”.
Kalau bukan karena fanatik, tentu para musuh tidak akan menerima dan mendengung-dengungkan berbagai dakwaan palsu tersebut. Di samping itu, persoalan ini tidak mereka kaji menurut logika dan akal sehat. Tetapi, hal itu digerakkan oleh berbagai kepentingan bangsa Barat dan Zionis Internasional yang selalu menginginkan dunia dalam keadaan goncang, ketakutan dan kehilangan kestabilan….
Keempat, Menampilkan berbagai keistimewaan Islam sebagai kelemahannya
Masalah talak dan poligami mereka lukliskan semacam kebiadaban dan kebobrokan seks yang dibolehkan Islam terhadap kaum Muslimin. Sementara para musuh telah menghina para wanita dengan penghinaan yang belum pernah terjadi dalam masyarakat manapun. Masyarakat kamunis memperlakukan wanita hanya sebagai sarana mendapatkan keturunan dan teman kerja. Masyarakat kapitalis memperalat wanita untuk mendapatkan laba lebih dan menggiatkan pasar (pramuniaga, sales berbagai komoditas, sekretaris, bahkan pemain sirkus…)
Intinya mereka memperalat kaum wanita untuk mendapatkan keuntungan, dan masyarakat menganggap itu suatu kemajuan. Bila Islam menjaga kehormatan kaum wanita, mereka menuduh itu sebagai keterbelakangan. Untuk merusak pandangan ummat manusia terhadap Islam, mereka mengklaim bahwa Islam hanya memperhatikan segi ma’nawi dan rohani, mengabaikan kebutuhan materi. Dalam hal ini mereka mempunyai berbagai falsafah dan aliran, semua berbicara seolah-olah manusia hanya terdiri perut dan kemaluan yang harus diisi dan dipuaskan sebagaimana binatang.
Kelima, Menuduh Islam merusak daya cipta dan kecerdasan pengikutnya
Orientalis Prancis, dalam buku “Pathology Islam” :
“Agama Muhammad –agar ada keraguan bahwa Muhammad bukan Nabi- adalah semacam penyakit lepra yang mewabah dan dapat memusnahkan ummat manusia secara dahsyat. Siapa yang menganut Islam, ia akan ditimpa penyakit lemah dan malas. Ia tidak akan terbangun dari kedua hal tersebut kecuali untuk menumpahkan darah, meminum khamr dan melakukan berbagai hal tercela…”
Mereka menambahkan, “Kuburan Muhammad bagaikan tiang listrik yang mengalirkan arus kegilaan ke dalam jiwa orang-orang Islam. Hal inilah yang menyebabkan mereka melakukan hal aneh-aneh; seperti mengulang-ulangi kata “Allah” tanpa batas, dan menghidupkan kebiasaan lama seperti membenci daging babi, alkohol dan musik…”
Tuduhan-tuduhan ini sangat tidak sesuai dengan fakta. Islam bahkan mengajarkan kepada ummatnya untuk mencintai kehidupan, seolah-olah mereka akan hidup abadi. Dalam syari’at Islam, amal merupakan satu-satunya alat untuk menilai seseorang.
“Katakanlah: ‘Wahai kaumku, beramallah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun beramal pula.” (Al An’aam: 135)
“Wahai para Rosul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh…” (Al Mi’minun: 51)
“Siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia pria maupunwanita, sedang ia beriman, maka mereka masuk surga Alllah (An Nisa’: 124)
Sekali lagi bahwa keterbelakangan Islam dalam ilmu pegetahuan dan peradaban dewasa ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Hal itu akibat alami dari suatu kekalahan yang menimpa ummat sejak jatuhnya Bagdad dan Andaluisa …
2. Menghancurkan Islam dari Dalam
Pukulan inilah sebenarnya yang dinamakan ghazwul fikri. Serangan ini mirip seperti yang dilakukan militer dalam meumpas musuhnya. Metode (uslub) ini mulai dipraktekkan sejak abad ke-15 Masehi. Serangan ini sangat menguntung-kan dilihat dari beberapa segi:
a. Sasaran sering lengah dan tanpa persiapan, bahkan tanpa sadar terjerumus ke dalam perangkap
b. Musuh terhindar dari pergulatan pisik
c. Mudah mendapatkan agen dan pendukung setia dari kaum muslimin
d. Lebih gampang, hasilnya memuaskan dibanding militer
e. Tanpa pertumpahan darah, korban jiwa dan materi, serangan ini banyak dan cepat menelan korban.
f. Biasanya musuh tidak muncul secara terang-terangan, tapi melalui antek-antek bahkan mendapatkan perlindungan dari pemerintah setempat.
Straregi Kuda Troade
Uslub ghazwul fikri ini telah dipakai sejak memuncaknya permusuhan antara Kristen dan Yahudi pada abad ke-15 Masehi. Untuk itu orang-orang Yahudi menggunakan metode ini strategi berpura-pura masuk Kristen, kemudian berusaha menghancurkannya.
Masalah ini menjadi sangat jelas setelah ditemukan teks surat balasan yang dikirim oleh ketua rabbi Yahudi kepada imigran Yahudi yang tinggal disalah satu kota Prancis, menasehatkan peristiwa ini terjadi setelah pegusiran orang-orang Yahudi dari kebanyakan negara-negara Eropa- untuk menggunakan metode ”Kuda Troade”.
Orang-orang Yahudi mengikuti nasehat itu, bahkan ada yang sampai menjadi pastur, guru, dokter, advokat dsb. Peranan ini pula yang diterapkan oleh Yahudi Duna dengan Yahudi Salunik dan Istambul yang memeluk Islam guna menghancurkan Kerajaan Ottoman.
V. BERBAGAI MEDIA GHAZWUL FIKRI
1. Menyebarkan Perbedaan Pendapat tentang Aqidah di Kalangan Ummat Islam
Metode ini digunakan sejak wafatnya Khalifah Ustman bin Affan ra. Kemudian diikuti munculnya kaum Khawarij, dan sekte-sekte Azariqah, Shafariah, Najdad, Abadhiah, dll. Malapetakan besar terbunuhnya Utsman bin Affan ra. menjadi lahar subur bagi munculnya dakwaan yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam, seperti oleh Yazid bin Anisah (Al Yazidiah) yang mengklaim bahwa Allah swt. Akan mengutus seorang rosul dari kalangan ‘ajam (non-arab), dan akan diturunkan kitab yang menghapus syari’at Islam (Muhammad). Hal ini persis seperti disinyalir Allah dalam QS.Al An’Am: 123.
Contoh lain, oleh Maimun Al Qaddah (Al Maimunah), mereka membolehkan kawin dengan cucu perempuan dan putri saudara lelaki dan perempuan. Di samping itu mereka menolak Surat Yusuf, dan mengklaim bahwa surat itu adalah kisah cinta dan bukan termasuh Al Qur’an Al Karim.
Di sisi lain muncul pula Syi’ah. Sebagian dari mereka bahkan sangat ekstrim dengan menuhankan Ali ra., menganggap beliau kekal dan kembali kelak di dunia.
Al Amir Abdul Aziz dalam buku “Sejarah Afrika dan Maghrib” mengatakan :
“Tatkala musuh-musuh Islam putus asa untuk menumpasnya dengan kekuatan, mereka mulai membuat berbagai hadits palsu dan menyebarkan keragu-raguan seputar aqidah Islamiyah. Orang pertama yang melakukan ini adalah Abu Al Khaththab Muhammad bin Abi Zainab (yang menuhankan Ja’far bin Abi Thalib, membolehkan kesaksian bohong), pemimpin bani Asad, dan Abu Syakir Maimun Dishan, pengarang buku “Neraca dalam Mendukung Zindinq serta lainnya…”
“Mereka –para musuh dan antek-anteknya- mendakwakan bahwa semua ibadat bersifat batiniah, dan Allah swt tidak pernah mewajibkan kepada para wali-Nya dari kalangan Imam dan bab sholat, zakat dan lainnya. Allah swt. juga tidak pernah mengharamkan kepada merek apapun. Mereka membolehkan kawin dengan ibu dn saudara perempuan… berbagai aturan hanya berlaku untuk orang-orang tertentu…”
“Mereka pura-pura memihak kepada keluarga Nabi saw. (tasyayyu). Ini untuk menutupi niat jelek mereka dan menarik simpati orang awan. Kelompok ini terpencar ke berbagai negeri Islam, mereka menampilkan kezahidan dan ibadat yang berlebihan. Dengan itu mereka menyesatkan orang awam, sedang mereka sendiri mempunyai prinsip lain…”
Al Ya’kubi dalam sejarahnya menceritakan tentang perang Jamal (antara Ali dan ‘Aisyah) bahwa orang-orang Nasrani ikut berperang dipihak Ali ra?
Asy Syahrastani dalam bukunya Al iwal wn An Nihal mengungkapkan bahwa Abdullah bin Saba’ berperan penting dalam menghancurkan Islam. Ia (Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi dari San’a) berpura-pura masuk Islam pada pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Setelah wafatnya sang khalifah dia mengkukltuskan Ali ra bahkan sampai menuhankannya. Akhirnya Abdullah bin Saba’ diusir oleh Ali ra. ke Madain.
Ibnu Saba’ mengatakan kepada prnduduk Mesir: “ Sungguh aneh orang yang mendakwakan bahwa Isa as. akan turun ke Bumi, tapi tidak percaya bahwa Muhammad akan turun pula ke Bumi, sedangkan Allah berfirman: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali…” (Al Qashash 85)… “Ustman merampas kekuasaan dar mandataris Rasulullah (yang dimaksud Ali ra.) kita harus bangkit membantu dan mendukung Ali untuk mengembalikan haknya…” Siasat ini berhasil dan mengakibatkan terbunuhnya Khlaifah Utsman bin Affan ra.
2. Merusak Kesucian Aqidah Islamiyah dan Membenamkannya ke dalam Lubuk Keraguan
Ini muncul dari munculnya berbagai buku falsafah zaman Kerajaan Abbasiah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Buku ini menjelaskan berbagai teori falsafah dan aliran atheisme. Kemunculan buku ini telah memecah belah kaum muslimin dan menimbulkan permusuhan satu sama lainnya.
Belum dua abad berlalu darida’wah Islam, Imam Ahmad bin Hambal dan rekan-rekannya mengalami penyiksaan dan penghinaan karena persoalan pelik apakah Al Qur’an itu makhluk atau bukan… Polemik ini muncul dari (seorang Nasrani yang mengabdi kepada kerajaan Umayyah) Yuhana Ad Dimasyqi yang mengajarkan bagaimana cara menyeret agar kaum Muslimin terlibat dalam masalah “Apakah Al Qur’an makhluk atau tidak…”. Yuhana mengajarkan :
+ Nasrani bertanya kepada Muslim: “Apa nama Al Masih dalam Al Qur’an?”
- Bila Muslim menjawab : “ …Sesungguhnya Al Masih ‘Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari pada-Nya…” (An Nisaa’ 171)
+ Nasrani bertanya : ”Bagaimana pendapatmu tentang kalimat Allah, apakah ia makhluk atau tidak?”
Dari pergerakan Syi’ah yang fanatik, Al Ja’d bin Dirham membantah ayat-ayat ALQur’an dan menafsirkan sesuai dengan kemauannya. Namun kelompok ini berakhir ditangan Abdullah Al Qisri yang menghukumnya di salah satu hari Kurban;
“Siapa diantara kalian yang ingin berkorban, pergilah. Semoga Allah memberkati korbannya. Sementara saya, mengorbankan Al Ja’d bin Dirham yang mendakwakan bahwa Allah tidak pernah bicara langsung dengan Musa, dan tidak pula mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dari berbagai dakwaan Al Ja’d. Kemudian beliau turun dari mimbar dan menyembelih Al Ja’d bin Dirham”
3. Menciptakan Kefanatikan Baru sebagai Ganti dari Kefanatikan Jahiliyah
Setelah kefanatikan kepada suku melemah, musuh menghidupkan semangat jingoisme dan chauvinisme dengan slogan Barat “Nasionalisme”.
Jika tujuannya hanya menghidupkan rasa cinta tanah air dan membangkitkan semangat untuk mengangkat ummat Islam, tidak menjadi persoalan… Tetapi pada hakekatnya tujuannya adalah memecah belah ummat Islam menjadi negara-negara kecil yang mudah untuk dibuat saling bertengkar dan bermusuhan.
Mereka juga berupaya mengembalikan negeri Mesir kepada kebanggan Fir’aun dengan ide kembali kepada keasilan dan mengingatkan sejarah peradaban yang telah berakar sejak lama. Tujuannya adalah mengucilkan Mesir dari bangsa Arab dan Islam lainnya. Mereka tentu ingin mengembalikan Syam ke Phoenecian, irak ke Assyrian, Persia ke Cyrus dan seterusnya yang berarti kembali kepada jahiliyah.
4. Menyuguhkan berbagai Teori dan Ide yang berlawanan dengan Agama
Untuk mencabut kesetiaan terhadap Islam, mereka menyuguhkan berbagai konsep bagu sebagai ganti yang dapat menutupi kekosongan rohani di sati sisi dan menggoyahkan aqidah di segi lain..
Mereka mengganti Atheisme dengan Sekuerisme, bahwa seseorang tidak layak mempercayai sesuatu kecuali yang dapat diindra, berdasarkan percobaan dan upaya ilmiah. Mereka berhasil memperalat kekaguman orang-orang Timur secara umum, dan kaum Muslimin pada khususnya terhadap kemajuan peradaban modern.
Berbagai teori itu antara lain : Teori Darwin tentang Evolusi manusia, Teori Karl marx yang mengklaim bahwa agama adalah tipuan sejarah. Yang membangun kehidupan dan menyempurnakannya adalah berbagai kondisi sosial…Kemudian mengklaim bahwa agama ini adalah buatan manusia disaat ia tidak mampu menghadapi kekuatan luar.
Komunisme menganggap hak warisan yang diterapkan syari’at Islam bertentangan dengan keadilan dan pendistribusian harta. Menurut mereka, semua harta adalah milik negara (pemerintah). Mereka mengumandangkan suatu fantasi bahwa komunisme berusaha semaksimal mungkin mengangkat hak masyarakat setinggi-tingginya.
Sehubungan dengan ini Lenin dalam pidatonya pada Konferensi Pemuda Komunis tahun 1920 mengatakan :
“Kami tidak percaya kepada Tuhan”. “Kami Yakin sekali bahwa para pemuka agama, bangsawan dan borjuis tidak akan berbicara kepada kami atas nama Tuhan kecuali untuk menjaga kepentingan mereka dan meningkatkan eksploitasi”.”Kami menolak dengan tegas semua dasar-dasar moral yang bersumberkan dari kekuatan metafisik. Sekali lagi kami tegaskan, semua ini adalah akar dan tipuan yang menutupi otak/pikiran para petani dan buruh demi kepentingan penjajah dan borjuis. Kami umumkan, bahwa sistem yang kami anut hanya untuk mendukung kaum proletar”.
Dalam setiap tindakan destruktif, peranan Zionis sangat besar. Sebab merekalah yang mengatur semua upaya untuk meruntuhkan berbagai agama diseluruh penjuru dunia.
Dendam Yahudi terhadap Kekaisaran Rusia sangat besar, karena tidak diberikannya kesempatan Yahudi untuk berkuasa, dan bila Yahudi melakukan kesalahan selalu ditindas dengan kekerasan. Karena itu muncul pemerintahan rahasia yang memutuskan untuk menghancurkan Kristen di Rusia, dan membalas dendam terhadap bangsa Rusia, yang menghina dan menyiksa orang Yahudi, sehingga muncullah Revolusi Bolshevil 1917”.
Protokol Zionis mempertegas:
“Jangan anda anggap berbagai pernyataan kami hanya omong kosong, Coba perhatikan keberhasilan Darwin, Nietzsche dan Marx telah kami atur sebelumnya”. “Kami sengaja berpura-pura membebaskan buruh, seakan-akan kami datang menyelamatkan mereka dari kezaliman, lalu kami anjurkan mereka bergabung dengan tentara kami pendukung sosialisme dan komunisme”.
“Kami selalu membangun dan memelihara komunisme, seolah-olah kami membantu kaum buruh sebagai realisasi dari prinsip persaudaraan dan kemanusiaan”.
5. Membantu dan Membentuk Berbagai Pergerakan yang Menentang Islam
Pada topik ini akan dijelaskan dua pergerakan yang menentang Islam
a. Qadiyaniah
Seorang pengikut Qadiyaniah mengungkapkan :
“Sesungguhnya orang yang mengunjungi Kubah putri Al Masih al mau’ud (yang dijanjikan) akan mendapat berbagai berkah berbeda dengan berkah kubah hijau Nabi di Madinah. Alangkah malangnya seseorang yang mencegah dirinya dari berkah tersebut dengan tidak melaksanakan haji besar di Qadiyan”.
Ungkapan lain: “Bila seseorang naikhaji ke Mekah tanpa berhaji ke Qadiyan, hajinya hampa tanpa arti. Sebab, melaksanakan ibadah haji ke Mekkah sekarang tidak mencukupi”.
Sehubungan dengan ini, suatu hal yang patut diperhatikan ketika terjadi konflik antara Muhammad Iqbal (penyair dan da’I besar Islam) dengan Qadiyaniah, pemimpin Hindu Jawaharlal Nehru tampil membela pergerakan ini.
Hubungan dengan Kolonial Inggris tampak pada buku yang ditulis oleh Khalifah kedua Qadiyaniah. Buku ini sebagai hadiah untuk Raja Ingggris George V, ketika mengunjungi India tahun 1931, ketika itu India dibawah Jajahan Britania. Penulis mengungkapkan :
“Wahai Raja kami yang mulia, dan putra mahkota kerajaan Inggris. Saya, Imam Jamaah Ahmadiah dan Khalifah (pengganti) pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad, Almasih yang dijanjikan alayhi salam, menyambut kedatangan Tuan atas nama Jamaah Ahmadiah. Saya tegaskan kepada Tuan, bahwa Jamaah Ahadiah setia kepada pemerintahan Inggris dan akan tetap setia, Insya Allah…”
b. Bahaiah
Peranan destruktif Bahaiah terhadap Islam tidak berbeda dengan Qadiyaniah, begitu juga Babiah yang merupakan cikal bakal Bahaiah.
Bahaiah didirikan oleh Mirza Husany Ali Mazdarani yang mendukung agresor dengan menghalalkan dan membolehkan riba.
“…Disamping ibadat, kami tetapkan bahwa riba sama dengan berbagai transaksi lainnya yang berlangsung dikalangan masyarakat; yaitu laba uang. Sejak sari sekarang, diturunkan kepadamu hukm yang nyata dari langit, bahwa riba sama dengan laba uang’. Artinya riba adalah halal dan baik.
Ketika diperhatikan dengan teliti, ternyata Babiah (cikal bakal Bahaiah) memasukkan sejumlah orang Yahudi atas permintaan Zionis Internasional. Di Teheran 150 orang, di Hamzan 100 orang, di Kasyan 50 orang dan di Kalbakayan 85 orang. Dan masuknya orang-orang Yahudi inilah yang mendorong pemimpinnya untuk menghalalkan riba, demi untuk mendukung kepentingan Yahudi.
Kepada wanita mereka menyerukan kepada pria:
“Wahai kaum pria, jadikanlah kaum wanita pelipur lara, keluarkanlah mereka dari kesepian kepada keramaian. Mereka tak lebih hanya bunga kehidupan dunia, sedangkan bunga harus dipetik dan dicium, sebab ia diciptakan untuk dicium”.
“Para pencium tidak pantas dihalangi dengan kenapa dan berapa, sudah taqdir kembang disunting dan dipetik kumbang”.
Tentang Taurat dan Injil : “Taurat dan Injil tidak sedikit pun di dalamnya ada perobahan dan penggantian…” Hal ini bertentangan dengan QS. An Nisa’ 157-158)
VI. PERANAN FREEMASONRY
Para musuh selalu berusaha mengepung Islam dari segala arah. Organisasi Internasional telah dirancang semisal: Grup Moralis, Lembaga Persahabatan Independen, Liga Pemuda Internasional, Komite Pendukung Perdamaian, Rotary Club dan yang paling besar bahayanya adalah Freemasonry.
Ketika organisasi ini mengadakan Konferensi Timur Raya 1923, Ketuanya mengatakan:
“Kita harus melumatkan mush abadi kita; yaitu agama. Di samping itu, kita juga harus mengenyahkan para pendukung agama tersebut”.
“Para pemuka agama mencoba memperalat agama untuk menguasai berbagai hal duniawi, karenanya kita harus meningkatkan upaya untuk menyebarkan konsep “kebebasan beragama”. Dan kita juga tidak boleh ragu-ragu untuk memerangi semua agama. Sebab, musuh ummat manusia yang sebenarnya adalah agama, dan agama ini pula yang menyebabkan pergulatan individu, suku dan bangsa sepanjang sejarah”.
“Kita harus mencurahkan semua upaya untuk membuat berbagai aturan dan sistem yang non-agama. Sebab, kekuasaan mutlak yang dirancang oleh para pemuka agama sudah hampir berakhir, bahkan hampir lenyap. Lebih dari itu semua, tujuan kita adalah membasmi semua agama.”
Freemasonry mengangkat motto toleransi dan menghormati orang lain tanpa memandang suku dan agama. Mereka juga mengangkat slogan “kebebasan, persahabatan dan persamaan hak”. Hal ini mempunyai posisi penting dengan kepentingan Zionis.
“Motto kita yang sebenarnya adalah semua kekerasan dan kecurangan”
“Berbagai prinsip kami seperti menggunakan kekerasan adalah salah satu cara yang kami pakai untuk mencapai tujuan…biarlah kami informasikan bahwa kami sangat keras dalam mengatasi pembangkang”.
Di samping itu, dulu kamilah yang pertama kali menuyarakan kebebasan, perasudaraan dan persamaan hak. Sejak saat itu, kata-kata ini selalu dikumandangkan oleh orang-orang bodoh ke dalam barisan kami berbagai kelompok disegala penjuru dunia melalui agen-agen kami yang pandir. Semua kelompok tersebut mengacung-acung kan bendera kami seperti orang kesurupan. Sementara itu kata-kata palsu diatas telah merusak dan meruntuhkan kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan kesatuan orang-orang Nasrani”.
Tertera dalam pernyataan Buletin Timur Raya, Prancis 1904:
“Marxisme dan Komunisme, keduanya hasil rancangan freemasonry. Sebab pendirinya Karl Marx dan Friedrich Engels adalah anggota Freemasonry angkatan ketiga puluh satu. Disamping itu mereka juga terliobat mengkoordinir organisasi ini secara rahasia, dan berkat mereka pula munculnya deklarasi komunisme yang terkenal itu”.
VII. HUBUNGAN PROTOKOL YAHUDI DENGAN FREEMASONRY
Pada pembahasan ini akan lebih jelas apabila kita membaca protokol Yahudi kelima belas.
“Kitalah satu-satunya bangsa yang menghadapi berbagai proyek Freemasonry, dan kita pulalah satu-satunya yang tahu bagaimana cara menghadapinya. Kita memahami tujuan akhir dari usaha yang kita lakukan, sementara orang-orang awam (yang bukan Yahudi) tidak mengerti banyak hal, khususnya yang berhubungan dengan Freemasonry”.
“Mereka tidak memikirkan selain keperluan-keperluan temporer dan jangka pendek, dan tidak pula menyadari bahwa konsep asli bukanlah konsep mereka, kamilah yang menyiapkan dan menyuguhkannya kepada mereka”.
“Orang-orang awam mencari kepuasan dengan keberhasilan, hal itu bagi kami bagikan secara cuma-cuma, dan kami biarkan mereka bersorak-sorak dengan keberhasilan tersebut, agar mereka yang mempunyai angan-angan dapat kami arahkan demi kepentingan kami. Siapa yang menyerap berbagai konsep kami dalam keadaan alpa, mereka akan yakin bahwa merekalah yang mempunyai ide-ide tersebut”.
“Kami akan membiarkan mereka tenggelam dalam angan-angan atau mimpi yang tak berarti itu. Hal ini untuk meruntuhkan kepribadian seseorang dengan menggunakan konsep-konsep simbolik tentang prisip berjamaah”.
“Mereka belum lagi mengerti dan tidak akan mengerti arti mimpi ini, yaitu impian untuk hidup bersama. Sebab, hal itu bertentangan dengan hukum alam, dimana setiap makhluk diciptakan berbeda dengan yang lain”.
Kita menyadari, mereka yang menjadi anggota Freemasonry dari kalangan orang-orang awam sangat jelek sekali. Mereka tenggelam dalam angan-angan hampa, seperti kepopuleran, kedudukan dan lainnya. Lalu tanpa sadar mereka telah menyerahkan leher untuk disembelih.
Protokol yang kelima belas juga mengungkapkan :
“Kami akan menggiring orang-orang Freemason merdeka ke liang maut dengan cara yang tidak seorang pun dapat mencegahnya. Dengan cara ini, kami mencabut akar-akar protes yang berani membantah perintah-perinyah kami”.
VIII. KONSPIRASI PEMIKIRAN
Setelah memahami berbagai hal diatas, marilah kita bertanya kepada diri kita. Kenapa para agresor itu mampu memperdaya kita semudah itu, seolah-olah kita tidak mempunyai akal dan perasaan, dan seolah-olah kita menghadapi bahaya denhan mata tertutup?
Kenapa kita lalai untuk berusaha bangkit menghadapi bencana yang telah mengepung kita, dari bawah, kanan, kiri, atas, depan dan belakang kita….Kenapa?
Jawaban pertanyaan ini disebabkan operasi ghazwul fikri berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan sistem yang rapi.
1. Pemahaman yang mendalam tentang manusia
Upaya pertama yang mereka lakukan adalah memahami manusia secara mendalam yang merupakan obyek penyerangan dan meneliti segi-segi kekuatan serta kelemahannya. Di samping itu mencari jalan yang paling cepat untuk merebut hati seseorang.
Para agresor memahami semua ini dengan tingkatan-tingkatan mulai anak-anak, sampai orang tua. Mulai dari sekolah, klub-klub olah raga, tempat diskusi, arena pertandingan, lokasi wisata, kemping, kantr kampus dan lainnya.
Serangan ini mampu menembus kedalam jiwa dengan angan-angan, kecenderungan kepada wanita dan harta, kekuasaan dan kepopuleran.
2. Memperalat titik lemah
Untuk menrusak orang-orang sholeh yang taat kepada agama dengan merusak lingkungannya. Mereka tidak berani secara langsung menembusnya
3. Menggunakan pesona harta benda
Mereka meyakini bahwa emas mampu menciptakan berbagai keajaiban. Berdasarkan ini, mereka berupaya semaksimal mungkin menguasai kekayaan dunia. Hal ini terlihat pada penghancuran kekaisaran Rusia dan Revolusi Bolshevik.
4. Peranan mass media
Koran-koran, raadio TV dan satelit merupakan sarana efektif untuk mentransfer berbagai konsep para agresor kepada orang lain. Hal ini terlihat pada protokol kelima belas.
“Pokok persoalan bagi pemerintahan kita (pemerintahan rahasia internasional yang mereka dukung) ialah bagaimana cara menumpulkan otak manusia dan menghilangkan kemampuan berpikir mereka yang dapat menimbulkan rasa menentang dan melawan terhadap kepentingan kita. Di samping itu, bagaimana pula cara mempesona orang-orang awam dengan ungkapan-ungkapan kosong”.
“Kita harus menguasai berbagai pemerintahan orang awam dengan menggunakan kekuatan yang paling ampuh, yaitu mass media. Semua mass media dunia sudah berada di bawah kekuasaan kita, kecuali sedikit yang tidak berpengaruh dan tidak pula berarti”.
Protokol kedua belas Yahudi menambahkan dengan jelas dan rinci pentingnya peranan mass media dalam berbagai proses ghazwul fikri.
Kita akan meletakkan “sadel” diatas punggung mass media agar kita dapat menunggangi dan menuntunnya. Di samping itu kita juga perlu menguasai koran-koran saja, sementara media cetak lainnya seperti buku dan buletin masih membangkang san menyerang kita”.
Sepotong berita pun tidak akan sampai kepada masyarakat tanpa melalui kita. Sekarang kita sudah sampai ke tingkat ini, dan sudah pula merupakan kenyataan”.
“Keksusastraan dan jurnalistik, kedua-duanya merupakan kekuatan besar. Sebab itulah pemerintahan kia akan membeli sejumlah besar media massa dunia”.
“Dengan cara ini, kita mampu mencegah dampak negatif dari berbagai media yang belum kita kuasai, dan dengan ini pula kita akan menguasai sebagian besar publik opini”.
“Dalam hal ini, masyarakat tidak boleh curiga sedikit pun. Untuk itu, setiap media massa yang kita terbitkan kelihatannya seolah-olah menentang konsep dan pemikiran kita. Dengan ini kecurigaan para pembaca akan hilang”.
“Kita akan mampu membakar dan menenangkan semangat suatu bangsa, meyakinkan dan menggoncangkan pemikiran mereka. Hal itu dengan menyebarkan berita benar atau bohong, menyuguhkan berbagai fakta dan lawannya, sesuai dengan kepentingan kita. Berita-berita yang kita siarkan menggunakan redaksi yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan kita selalu melakukan test case sebelum melaksanakan sesuatu”.
Media massa merupakan senjata paling efektif yang diciptakan oleh kekayaan orang-orang Yahudi. Untuk merealisir berbagai target pemerintahan rahasia Yahudi, mereka melakukan hal-hal berikut:
- Orang yahudi menguasai penuh koran “Times” yang terbit di London sejak berdirinya 1788 melalui kekayaan seorang Yahudi, Mayer Amschel Rothschild (1743-1812)
- Koran Daily telegraph yang didirikan tahun 1855 dibeli oleh dua orang Yahudi Joseph Moses Levy (1811-1888) dan Levy Lawson (1833-1916)
- Mereka menguasai secara langsung maupun tidak langsung : Daily Express, Daily Mail, Daily herald, Evening News, Evening Standard, Manchester Guardian, Chronicle News, Sunday Times, Sunday Chronicle, Financial News, Financial Times, The Grhaphic dan Economist.
- Ada 50 koran dan majalah harian, mingguan dan bulanan yang memakai nama Yahudi secara terang-terangan.
IX. BEBERAPA SARAN
Beberapa hal yang digunakan untuk menghadapi ghazwul fikri :
1. Meninjau kembali semua kurikulum pendidikan di berbagai negara Islam. Sehingga kita dapat menutup semua jendela yang dilalui oleh angin jahat. Sehubungan dengan ini universitas di negara Islam harus memperhatikan mata kuliah kebudayaan Islam yang membicarakan tentang Ghazwul fikri, agar mahasiswa menyadari dan mengerti berbagai bahaya yang mengancam mereka.
2. Sekarang negara-negara maju mendirikan berbagai instansi untuk memerangi narkotika dan untuk memboikot berbagai komoditas musuh. Jadi tiba saatnya kita membentuk lembaga yang mengamati berbagai kegiatan para agresor dan sekaligus mencari jalan menghadapinya.
3. Menyebarluaskan berbagai prinsip dan ajaran Islam di tengah masyarakat dengan demikian mereka tidak membutuhkan nilai-nilai import.
4. Umat Islam harus mempunyai kantor berita sendiri, dikelola secara profesional, mengerti persoalan dan mampu mengungkap bahaya yang tersembunyi dalam berbagai berita yang disiarkan musuh.
5. Memberi pengarahan yang benar dan melindungi otak yang benar serta perasaan kita dari obat penenang dan racun.
6. Menggerakkan berbagai potensi sastra untuk menggali warisan dan sejarah peradaban Islam.
7. Menggalang persatuan umat Islam agar tercapai swasembada disegala segi.
8. Menyatukan derap langkah para penulis muslim dan lembaga da’wah untuk mengamati gerakan ghawul fikri serta mengambil langkah untuk menghadapinya.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari kerihoan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (Al Ankabut:69).
“Wahai Tuhan kami berikanlah kepada kami rahmat dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Al Kahfi 10)
Reference:
1. Ghazwul Fikri, Infasi Pemikiran, Dr.Abdul Shabur Marzuq, CV Esya Jakarta, I -Juni 1991
2. Pengantar Ghazwul Fikri – Seri 01, Abu Ridlo, Islahi Press, 1995
GHAZWUL FIKRI
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
- Mengetahui hakikat dan tujuan ghazwul fikri
- Mengetahui siapa yang melancarkan ghazwul fikri
- Mengetahui sarana yang dipergunakan untuk melancarkan ghazwul fikri
II. PENDAHULUAN
Istilah Al-Ghazwul Fikri (penyerbuan pemikiran) identik dengan al-ghasl al-mukh, thought control dan semacamnya. Esensinya di dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah tazyin, tahrif dan tadhlil. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari sikap permusuhan yang dilancarkan musuh-musuh Islam.
"Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh setan) memandang baik tipu daya mereka dan menghalanginya dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tidak ada seorang pun yang akan memberi petunjuk". (13:33)
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan". (Q6:112)
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mentahrifnya setelah mereka memahaminya sedang mereka mengetahui". (2:75)
"Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotonganya, dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata". (4:119)
Dorongan untuk menerapkan al-ghazwul fikri sebagai upaya penganekaragaman serbuan terhadap kaum Muslimin ialah kegagalan mereka menaklukkan dunia Islam melalui perang konvensional (secara fisik/militer). Hal ini menimbulkan kesadaran bagi mereka bahwa untuk menaklukkan dunia Islam diperlukan penyerbuan yang bersifat nonmiliter. Ini jelas membuktikan betapa dendamnya mereka terhadap kaum muslimin. Dendam inilah yang memotivasi seluruh bentuk ghazawat (peperangan) yang dilancarkan untuk memurtadkan kaum Muslimin dari agamanya.
Firman Allah:
"Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kapada kekafiran setelah kamu beriman karena dendam yang (timbul) dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran". (2:109)
Dendam mereka terhadap kaum muslimin terefleksi dalam kebencian, permusuhan dan kekerasan mereka dalam menyerbu dunia Islam. Al-Qur'an memberi tahu kepada ummat Islam bahwa Yahudi dan orang-orang musyriklah yang paling keras permusuhannya. Firman Allah :
"Sungguh kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik". (5:82.)
Al-ghazwul fikri menyerang pemikiran dan ajaran Islam. Karena itu medannya sangat luas, seluas kehidupan Islam. Hampir semua bagian dari ajaran Islam dan aplikasinya dijadikan sasaran al-ghazwul-fikri. Hal ini dimaksudkan agar kaum Muslimin, dalam kehidupannya menyimpang dari wahyu, baik secara total ataupun sebagian.
Orang-orang kafir Barat dan Timur terus-menerus mengincar setiap peluang yang dapat dijadikan sasaran al-ghazwul fikri. Bahasa, adat-istiadat, undang-undang, sejarah, tokoh-tokoh Islam, pemikiran, al-Qur'an dan al-hadits tidak luput dari serangan al-ghazwul Fikri. Bahkan Islam sebagai manhajul Hayah, sebagai pedoman hidup, dijadikan sasaran utama serangan al-ghazwul fikri.
Penyerbuan ini pada umumnya datang dari Barat yang mempunyai berbagai kepentingan di dunia Islam. Kepentingan agama, politik, ekonomi, pengaruh dan lain sebagainya. Dalam hal ini pihak Barat berada dalam posisi penyerbu dan dunia Islam berada dalam posisi diserbu. Karena itu kedudukan Barat "kuat", sedangkan kedudukan dunia Islam "lemah".
Al-Ghazwul Fikri merupakan upaya agar bangsa-bangsa lemah selalu tunduk kepada pengaruh kekuatan kaum penyerbu. Kekuatan penyerbu ini pada umumnya berupa negara-negara yang disebut negara besar yang saling bekerja sama untuk mendukung kepentingan masing-masing.
Al-Ghazwul Fikri merupakan fenomena baru yang membuktikan betapa keras dan menyeluruhnya konspirasi kaum kafir terhadap Islam dan kaum Muslimin dan betapa halusnya tipu daya mereka. Tipu daya yang dapat menjerumuskan orang-orang yang tidak memiliki kewaspadaan.
III. SEKILAS LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN AL-GHOZWUL FIKRI
Memang sulit menentukan secara pasti mulai kapan al-Ghozwul Fikri ini dilancarkan secara sistematik dan siapa pencetus pertamanya. Tetapi kalangan pemikir muslim selalu menyinggung Perang Salib sebagai peristiwa sejarah yang berpengaruh luas terhadap sikap keagamaan kaum Kristiani Eropa. Peristiwa ini membangkitkan dendam dan nafsu memusnahkan Islam dan menghancurkan kaum muslimin. Akibatnya mereka berusaha keras memperluas medan penyerbuan dan sasarannya.
Sejalan dengan luasnya medan dan sasaran penyerbuan, mereka melipat gandakan penyerbuan dan sasarannya. Setidak-tidaknya pengalaman Perang Salib membangkitkan kesadaran baru bahwa untuk memusnahkan Islam di bumi ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan melalui penyerbuan fisik. Bahkan perang konvensional yang mereka lakukan sampai beberapa abad tidak memberikan hasil yang diharapkan. Karena itu mereka menempuh cara lain, selain penyerbuan militer, yakni penyerbuan pemikiran yang merupakan alternatif pelampiasan dendam dan nafsu ingin memusnahkan kaum muslimin atau menaklukannya.
Orang yang sering disebut-sebut pertama kali menyerukan untuk melipat gandakan penyerbuan ini adalah Louis IX, kemudian menyusul orang-orang seperti Gladstone, Crommer dan Lord Allenby. Seruan-seruan mereka inilah yang kemudian dijadikan dasar perencanaan dan langkah-langkah penyerbuan baru Barat terhadap dunia Islam.
Louis IX ketika tertawan di rumah Luqman di al-Manshurah (Mesir) menyadari benar akan perlunya pelipatgandaan penyerbuan terhadap Islam dengan tidak semata-mata melalui perang konvesional. Ini merupakan salah satu indikator bahwa Perang Salib berpengaruh besar terhadap sikap keagamaan orang-orang Eropa dan pandangannya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Muhammad Asad menyatakan bahwa Perang Saliblah yang paling dominan membentuk sikap bangsa Eropa terhadap Islam selama berabad-abad lamanya, bahkan sampai sekarang. Selain itu peperangan ini sangat mempengaruhi jiwa orang-orang Eropa sehingga membangkitkan "Himmah Jahiliyah" (kesombongan jahiliyah) luar biasa hebatnya, belum pernah disaksikan sebelumnya.
Bahkan Mahammad Asad menegaskan, Perang Salib mendorong penyatuan Eropa yang sebelumnya dalam keadaan terpecah belah menjadi bangsa-bangsa kecil. Pengalaman Perang Salib mendorong munculnya 'Kota Eropa' yang memusuhi Islam.
Sikap keagamaan Eropa yang dibentuk Perang Salib ini membangkitkan upaya penyerbuan dan penghancuran keuniversalan Islam dan bagian-bagiannya melalui penyebaran syubhat, ta'wil, tasykik dan semacamnya. Keutuhan Islam dipilah-pilah secara tak bertanggung jawab. Akibatnya berjuta-juta kaum muslim terjebak kedalam pemahaman yang juz'i (parsial). Pemahaman juz'i terhadap Islam mengakibatkan kaum muslimin menerima sebagian ajaran Islam dan menolak sebagiannya. Padahal Allah SWT menytakan :
"Apakah kamu beriman sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan orang yang berbuat demikian darimu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."
Sehubungan dengan Perang Salib ini ada beberapa fenomena yang patut dicatat, terutama dalam hal sikap keagamaan Barat yang Kristiani terhadap Timur yang Islami.
Pertama, ada interaksi langsung pada hampir semua aspek kehidupan antara kekuatan kufur dan Islam. Ini menimbulkan sikap keagamaan baru bagi orang-orang Eropa dan melahirkan berbagai pengalaman yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan langkah penyerbuan baru terhadap kaum Muslimin.
Pengalaman ini menimbulkan kegairahan baru orang-orang Eropa untuk melipatgandakan penyerbuan dalam rangka penaklukan dunia Islam. Kegairahan ini pula yang mengobarkan dendam mereka terhadap kaum Muslimin. Mereka semakin bernafsu melampiaskannya.
Allenby ketika berhasil masuk al-Quds tahun 1918 ia berkata, "Sekarang perang Salib telah tamat." Dan ketika memasuki kota Damaskus ia menyempatkan diri datang ke kubur Sholahuddin al-Ayyubi. Sambil menendang batu nisan pusara Ayyubi ia berkata, "Wahai Sholahuddin! Inilah aku datang."
Kedua, munculnya sikap keagamaan kaum Kristiani Eropa yang semakin keras. Sikap ini terutama diakibatkan oleh kekalahan mereka yang berkali-kali dalam Perang Salib serta ketidakmampuan mereka menaklukkan dunia Islam secara total.
Sikap keagamaan yang semakin keras ini melahirkan kebencian mereka terhadap semua yang berbau Islam. Kebencian yang mendorong orang-orang Eropa berambisi menghancurkan Islam dan memusnahkan kaum Muslimin.
Seorang penulis yang sangat terkenal kebenciannya terhadap Islam, Gairdner dalam bukunya "The Reproach of Islam" mengatakan, "Perang Salib bukanlah untuk membebaskan kota ini (al-Quds) saja, tetapi sasaran utamanya ialah penghancuran Islam dan pemusnahan kaum Muslimin."
Senada dengan Gairdner ialah pernyataan seorang penulis Armenia bernama Lootfy Levonian di dalam bukunya berjudul "Moslem Mentality". Ia melukiskan pada mulanya Perang Salib bertujuan membebaskan al-Quds dari tangan kaum Muslimun melalui pedang dan kekerasan untuk mendirikan kerajaan al-Masih di dunia. Tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Akibatnya mereka mananamkan kebencian dan permusuhan, kedengkian dan dendam. Ia bahkan melukiskan bahwa orang-orang Salibis sengaja "membakar rumah dari dalam setelah mereka gagal menyerbu dari luar". Karena itu mereka sengaja menimbulkan dan menyebarkan perpecahan dan kekerasan setelah mereka gagal menaklukkan tempat-tempat strategis dan menguras sumber perekonomiannya.
Sikap benci dan keras orang-orang Kristen ini melembaga dalam karya para penulis Eropa pada masa-masa kekalahan kaum Muslimin. Dante misalnya, pernah melukiskan Rasullulah SAW sebagai manusia jahat yang karena dosa-dosanya ia lantas dilempar ke neraka paling dasar sehingga kepalanya pecah berantakan. Begitu pula Voltaire dan lain-lainnya.
IV. SASARAN DAN USLUB (STRATEGI) AL-GHAZWUL FIKRI
Al-ghazwul-Fikri mengarah kepada dua sasaran utama, yaitu:
1. Mengeliminasi Islam supaya tidak mampu berkembang.
2. Menghantam Islam dari dalam.
Kedua sasaran utama tersebut dicapai melalui berbagai uslub dan wasilah. Berikut dijelaskan dengan singkat uslub dan wasilah yang digunakan untuk mencapai kedua sasaran tersebut.
Untuk mencapai sasaran pertama Al-ghozwul-Fikri, orang-orang kafir menggunakan uslub:
1. Tasywih
Tasywih ini dilancarkan tidak terbatas hanya dalam satu aspek, tetapi mencakup seluruh aspek Islam. Karena itu kita menemukan berbagai upaya tasywih terhadap Al-Qur'an, Sunnah Nabi, pribadi RasuluLLoh SAW, sejarah Islam dan tokoh-tokohnya, sistem kehidupan Islam, peradaban dan warisan Islam, bahasa dan lainnya.
Tujuannya ialah untuk memutus hubungan antara kaum muslimin dengan agamanya dan menghalang-halangi nonmuslim dari pemahaman yang benar terhadap Islam, atau dengan kata lain menciptakan Islam Phobi kepada orang-orang bukan Muslim.
2. Tasykik
Tasykik yang dilancarkan orang-orang kafir terutama terarah kepada sejarah masa lalu ummat dan masa kininya.
Agar ummat Islam terputus hubungannya dengan masa lalunya, maka orang-orang kafir melancarkan tasykik terhadap kejayaan masa lalu ummat dan terhadap kehidupan pribadi tokoh-tokohnya. Tujuannya ialah agar generasi muslim sekarang tidak tahu sejarah masa lalu ummatnya kecuali masa-masa kegelapan dan penindasan, masa kegoncangan dan kebiadaban, masa pemaksaan dan kediktatoran. Dengan demikian, generasi muslim sekarang melihat sejarah masa lalunya hanya merupakan mata rantai berbagai bentuk penyiksaan dan silsilah penuh lembaran hitam.
Maka perbudakan, penindasan, peperangan, diskriminasi agama dan kesukuan, masa-masa kritis, tahap-tahap pertentangan dan periode kekacauan dan perpecahan, merupakan fokus pembahasan sejarah Islam yang harus dijejalkan kepada kepada generasi muslim dewasa ini, agar mereka membenci sejarah masa lalu ummatnya dan sebaliknya mereka terpaksa mempelajari sejarah bangsa-bangsa lain dan mengaguminya.
Dengan demikian persoalannya tidak semata-mata tasykik, tetapi juga pengelupasan, perampokan dan pemusnahan sejarah. Kemudian disusul dengan usaha peleburan ke dalam keberadaan peradaban lain.
Mereka menampilkan sejarah Islam dengan penuh kekerasan, kekejaman dan kebiadaban. Sementara jika mereka menampilkan sejarah Eropa, ditampilkannya dengan penuh keharuman, kemanusiaan dan kerasionalan. Maka tidak aneh jika kita melihat generasi muslim yang sedang tumbuh lalu lebih respek kepada sejarah Eropa karena dipandang penuh kesukaan, toleransi, kemewahan, kemajuan dan kesentosaan.
Akibatnya kaum kolonial menulis beratus-ratus buku sejarah yang diarahkan untuk memenuhi keperluan penjajahan dan untuk mentayskik sejarah ummat Islam.
Selain mentasykik sejarah masa lalu ummat, orang-orang kafir juga mentasykik kehidupan ummat masa sekarang. Tujuannya agar generasi muslim, terutama generasi yang sedang tumbuh, merasa malu dengan kehidupan ummatnya. Karena itu mereka menampilkan dunia Islam dalam bentuk serba keterbelakangan. Akibatnya generasi muslim, terutama generasi mudanya, merasa kecewa terhadap sosok ummat sekarang dan mencari jalan keluar untuk berasimilasi dengan kehidupan masyarakat lain.
Perekonomian ummat sekarang ini dilanda keterbelakangan, maka tidak ada cara untuk memajukannya kecuali melebur kedalam ekonomi kapitalis dan sosialis.
Kebudayaan dan pemikiran ummat sedang dilanda stagnasi, maka tidak ada cara untuk memperbaruinya kecuali mengadopsi kebudayaan yang maju dan bernilai tinggi.
Sementara itu lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan ummat dipandang hanya menyebarkan kebodohan, karena itu harus ditiru mentah-mentah sistem kebudayaan Eropa, Amerika atau Uni Soviet.
Maka tidak aneh kalau kemudian muncul berbagai seruan yang menuntut supaya meniru kebudayaan dan sistem hidup asing, baik secara terang-tarangan ataupun samar-samar. Misalnya Salamah Musa yang menuntut supaya meniru total kehidupan barat. Atau Luthfi Sayyid yang menyerukan Fir'auniesme mesir.
Akibatnya banyak dikalangan mufakkir di dunia Islam yang terserang rasa rendah diri dan berusaha lari dari kenyataan serta meleburkan diri kedalam kemajuan barat yang materialistik.
Masa depan ummat juga tidak luput dari sasaran tasykik. Maka timbul pertanyaan tendensius, "jika masa lalu ummat penuh keterbelakangan dan masa kininya tidak menentu, maka bagaimana kira-kira masa depannya?" jawabnya, menurut sang penyerbu, "Pasti akan terjadi kegelapan, kebinasaan dan kehancuran."
3. Penghancuran karakteristik ummat
Setelah melancarkan tasywih dan tasykik orang-orang kafir kemudian memasuki tahap tadzwib (penghancuran). Tujuannya ialah agar ummat Islam kehilangan karakteristik dan kepribadiannya. Karena itu mereka menyerbu dengan gberbagai sarana yang dapat mengubah karakternya dan dapat melunturkan aqidahnya.
Seluruh kekuatan musuh Islam bersekongkol menghancurkan karakteristik ummat dengan berbagai cara. Mereka mempergunakan cara-cara langsung dan tidak langsung, terang-terangan dan samar-samar, materi dan immateri, asing dan lokal, ekonomi dan sosial, pendidikan dan kebudayaan, militer dan sipil, terhadap muslim yang berada di negeri muslim ataupun muslim yang berada di negeri-negeri kafir.
4. Taghrib
Setelah tasywih, tasykik dan tadzwib, mereka melancarkan satu langkah lagi, yaitu penamaan kebudayaan baru yang dapat mengarahkan akal, menentukan perjalanan politik, menciptakan berbagai keputusan, merusak kondisi ummat dan mengendalikan kepemimpinan kaum muslimin. Langkah ini disebut taghrib, sebuah upaya penanaman budaya Barat secara total ke tengah-tengah kaum Muslimin. Sehingga seluruh struktur kehidupan kaum muslimin sepenuhnya berada dalam kontrol dan arahan pola hidup Barat.
Jadi target serbuan ini adalah kaum muslimin harus menerapkan sistem Barat dalam mu'amalah, sistem kehidupan dan struktur masyarakatnya. Tak jadi soal apakah nantinya kaum muslimin menjadi Nasrani, Yahudi atau atheis sekalipun. Tak jadi soal apakah orang-orang Islam tetap melaksanakan ritual ibadah tertentu dan mengibarkan nama Islam.
Sedangkan untuk mencapai sasaran kedua al-ghazwul-fikri, orang-orang kafir menggunakan uslub antara lain :
1. Penyebaran faham sekularisme
Sekularisme (secularism), tidak ada kaitannya dengan science atau science. Ia adalah la diniyah atau duniawiyah, tidak beragama atau berseifat keduniaan semata.
Dalam al-Qur'an sekularisme mewujud dalam bentuk kaum dhriyyin sebagaimana digambarkan dalam surat al-Jatsiyah ayat 24:
"Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa". Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga"
Sekularisme berupaya menciptakan suatu kehidupan yang berdasarkan ilmu mutlak dan berada di bawah kekuasaan akal dan experimen. Karena itu hal-hal ynag bersifat spiritual dipandang serba negatif. Dalam bidang politik, hukum dan moral, selain mendasarkan atas prinsip materialisme, sekularisme juga menganut faham Machiavelistik dan berupaya keras untuk memisahkan agama dengan negara.
Dengan demikian Islam akan tergusur dari kehidupan nyata, sedangkan kepribadian kaum muslimin menjadi merosot, semata-mata bernilai material kebendaan dan kerasionalan yang terpisah dari keimanan.
2. Menyebarkan faham nasionalisme
Nasionalisme adalah faham yang meletakkan nation atau suku bangsa di atas segala-galanya. Menurut faham ini kepentingan bahsa harus berada di atas semua kepentingan, termasuk kepentingan agama. Karena itu bangsa merupakan prinsip, metode dan sekaligus tujuan kehidupan. Maka bertindak dan berjuang harus berdasarkan nasionalisme, mempergunakan metode yang sesuai dengan semangat kebangsaan serta bertujuan untuk kepentingan dan dalam rangka mengagungkan bangsanya.
Slogan kaum nasionalis yang sangat populer adalah "Agama untuk Tuhan dan tanah air untuk semua". Slogan ini jelas identik dengan kebanggaan jahiliyah. Maka Syekh Abdullah bin Baz, Mufti Saudi Arabia, menyatakan, "Nasionalisme adalah propaganda jahiliyah ateistik yang bertujuan memerangi Islam dan menghantam segala hukum dan ajarannya. Nasionalisme adalah sebuah gerakan ciptaan kaum Kristiani Barat untuk memerangi Islam dan menghancurkannya dari dalam".
3. Perubahan politik
Cara lain dalam menghantam Islam dan kaum muslimin dari dalam ialah dilancarkannya perubahan politik di negeri-negeri Muslim. Perubahan politik yang bertujuan mengukuhkan pengaruh penjajah dan mencabut akar kekuatan kaum muslimin dalam bidang politik. Pada umumnya perubahan politik ini diiringi dengan penyerbuan sistem politik sekuler dan mendesak sistem politik Islam.
Berbagai ide sekularisasi politik dilancarkan dan berbagai kecaman terhadap sistem politik Islam dilontarkar. Akibatnya adalah muncul pengertian "politik adalah masalah dunia sedangkan agama masalah akhira", "islam tidak mengatur masalah politik" dan lain sebagainya.
Ide pemisahan antara agama dan politik ini diyakini sebagai suatu kebenaran oleh para politisi di negeri-negeri muslim. Bahkan sistem politik Islam dipandang sebagai satu kejahatan. Sehingga beribu-ribu orang yang memperjuangkan sistem politik islam dijebloskan ke dalam penjara dan mendapat berbagai penyiksaan.
4. Perubahan sosial.
Pada mulanya ambisi penyerbuan orang kafir itu bertujuan memasukkan kembali ke dalam agama mereka. Tetapi ketika mereka mengalami kesulitan dalam mewujudkan ambisi tersebut, mereka mulai mengkonsentrasikan gerakannya pada upaya mengeluarkan kaum muslimin dari Islam. Ternyata tujuan ini pun tidak berhasil baik. Karena itu kemudian dengan segala macam tipu daya dan sarana, mereka berupaya keras menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Salah satu diantaranya adalah perubahan sosial didalam Islam.
Misalnya dalam upaya menghancurkan tatanan masyarakat Islam, mereka melancarkan perubahan sosial dengan cara merontokkan seluruh piranti penopangnya. Untuk menghancurkan struktur masyarakat Islam, pertama kali mereka merontokkan institusi keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Dari didtem hubungan pria-wanita, sistem pernikahan, sistem keluarga, pendidikan sampai sistem kerja semuanya dirontokkan dan diubah, sehingga wajah sebuah keluarga Islami berubah menjadi keluarga yang jauh dari nilai-nilai Islam. Perubahan ini jelas berpengaruh luas terhadap wajah suatu masyarakat.
Kemudian wasilah atau sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan Ghozwul Fikri tersebut antara lain:
1. Lembaga Pemerintahan
Semua lembaga pemerintahan di dunia Islam, tanpa kecuali dijadikan alat dan sarana Al-Ghazwul Fikri. Sarana ini dipergunakan baik untuk mencapai sasaran pertama ( Mengeliminasi Islam ) ataupun untuk sasaran kedua ( Menghantam Islam dari dalam ). Hal ini dilakukan dengan cara menguasai piranti politik dan piranti perundang-undangan.
2. Publikasi
Publikasi adalah alat Ghazwul Fikri yang paling luas jangkauannya. Publikasi dapat mengantarkan Al Ghazwul Fikri dalam mencapai sasaran-sasarannya dalam kelompok masyarakat yaitu para cendekiawan, orang-orang awam besar dan kecil , kaum laki-laki dan perempuan , orang kota dan kampung , orang kaya dan miskin baik yang sudah dewasa maupun yang masih kecil. Karena itu orang-orang kafir berusaha keras untuk menguasai dan mengarahkan alat – alat publikasi ini. Media cetak, media elektronik, teater, lagu-lagu, film dan lukisan-lukisan dikerahkan untuk membentuk satu generasi yang ruhnya kosong dari nilai-nilai Islam.
3. Pendidikan
Orang-orang kafir memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan secara luas untuk mencapai tujuan Al-Ghazwul Fikri, yakni dengan cara mempengaruhi dan menguasainya. Hampir semua perangkat yang berkaitan dengan pendidikan dikuasai oleh mereka. Sejak managemen, sistem, metode, filsafat pendidikan, tenaga pengajar sampai bahasa yang digunakan, dikuasai oleh mereka.
4. Bidang Kemasyarakatan
Untuk mengeliminasi dan menghantam Islam dari dalam, orang-orang kafir juga memanfaatkan bidang sosial kemasyarakatan dan dijadikannya alat perusak dan penghancur pemikiran ummat. Sekurang-kurangnya ada tiga cara yang biasa mereka lakukan dalam program ini :
a. Mentasywih tokoh-tokoh agama dan masyarakat muslim dengan cara memburuk-burukkan nama baik tokoh dan perilaku masyarakat muslim tersebut.
b. Menciptakan pemimpin-pemimpin palsu, baik sebagai pemimpin politik, pendidikan maupun ekonomi.
c. Menyerbu kehidupan sosial kemasyarakatan kaum muslimin dengan cara mempopulerkan berbagai macam tradisi, cara berpakaian, pemikiran, seruan-seruan, penemuan-penemuan dan lain sebagainya.
Dari uraian diatas, dapat diamati bahwa hakikat al Ghazwul-Fikri terhadap kaum muslimin adalah :
1. Memasukkan kaum muslimin ke dalam millah kafirin
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepada kamu sampai kamu mengikuti millah mereka” (2:120)
2. Menjauhkan dan menyelewengkan kaum muslimin dari Islam.
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka menjadi sahabat yang setia” (17:73)
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka enurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka , supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagahagiaan yang telah diturunkan Allah kepadamu” (5:49)
3. Memadamkan nuur Islam
“Mereka berkehendak memadakan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya” (9:32)
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka (ucapan mereka), dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci”.(61:8)
Reference:
1. Pengantar Ghazwul Fikri – Seri 01, Abu Ridlo, Islahi Press, 1995
Makalah Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)
Blognya Anak-anak Sospol
11.39
0
Komentar
Related Article
0 Komentar