Selasa, 09 November 2010

Pidato Hari Kesehatan Nasional Tahun 2010

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Pidato Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional (Hkn) Ke-46 12 November 2010

Assalamu’alaikum wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat allah, tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga kita dapat bersama-sama memperingati hari kesehatan nasional (hkn) yang ke-46 pada tanggal 12 november 2010 ini. Tema hkn tahun 2010 adalah : keluarga sehat, investasi bangsa. Tema ini menekankan pentingnya peranan keluarga dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa dan negara.

Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara ayah, ibu, dan anak yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya perilaku hidup yang bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat. Selanjutnya, keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat, desa dan kelurahan sehat, kecamatan sehat, kabupaten dan kota sehat, provinsi sehat dan bangsa sehat. Bangsa yang sehat, yang memiliki derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, akan meningkatkan produktivitas bangsa tersebut. Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah investasi suatu bangsa bagi pembangunan sumber daya manusianya yang produktif.
Indeks pembangunan manusia atau ipm adalah indikator komposit dari pembangunan manusia atau kualitas suatu bangsa yang diukur dari tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan tingkat perekonomian bangsa tersebut. Tercapainya keluarga sehat akan meningkatkan ipm bangsa indonesia secara bermakna.

Saudara-saudara,
Undang-undang ri nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang - agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya - sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk melaksanakan amanat undang-undang tersebut, komitmen pemerintah diwujudkan dengan diterbitkannya rencana pembangunan jangka panjang kesehatan (rpjpk) 2005-2025, yang antara lain dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah kesehatan (rpjm-k) 2010-2014 dan dituangkan dalam keputusan presiden nomor 5 tahun 2010.
Rpjmn mengamanatkan pencapaian umur harapan hidup manusia indonesia menjadi 72 tahun, penurunan angka kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran, serta penurunan prevalensi gizi kurang pada balita menjadi kurang dari 15%. Upaya pencapaian sasaran-sasaran ini diperkuat lagi dengan komitmen pemerintah untuk mencapai sasaran-sasaran millenium development goals atau mdgs – yang didukung oleh pemantapan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan upaya kesehatan bersumber masyarakat (ukbm) seperti : 1) program desa siaga, 2) revitalisasi posyandu dan 3) reformasi puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Saudara-saudara,
Banyak permasalahan kesehatan yang dapat diatasi bila aspek perilaku diperhatikan. Keluarga sehat berkaitan erat dengan perilaku hidup bersih dan sehat atau phbs di rumah tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti diare dapat dicegah bila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakai sabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungan dengan baik. Demam berdarah dapat dicegah bila masyarakat melakukan 3 m plus – yaitu menguras, menutup, mengubur, plus membasmi sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk dan menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari jentik nyamuk. Malaria dapat dicegah jika seluruh anggota keluarga – di daerah endemis malaria - menggunakan kelambu pada saat tidur. Gizi buruk dapat dideteksi secara dini dan dicegah bila bayi dan balita selalu dibawa ke posyandu setiap bulan. Kematian bayi dapat dicegah bila ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan. Penyakit jantung dan hipertensi dapat dicegah bila masyarakat menerapkan gaya hidup sehat yaitu berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan makan makanan yang tinggi serat.
Hasil riset kesehatan dasar atau riskesdas tahun 2010, menunjukkan bahwa secara nasional persentase penduduk yang merokok setiap hari sebesar 28,2%, dan rumah tangga yang memiliki jamban sehat adalah sebesar 55,4%. Sementara itu, ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan (anc) dengan 6-8 jenis pemeriksaan hanya 56,8%, dan persentase balita yang ditimbang selama enam bulan terakhir adalah 67,1%.
Dalam momentum peringatan hkn ke-46 tahun 2010 ini saya menghimbau kepada para gubernur, bupati dan walikota beserta segenap masyarakat di seluruh indonesia untuk terus-menerus berupaya meningkatkan perilaku sehat keluarga sejak dini - agar pada tahun 2014 phbs di rumah tangga indonesia dapat mencapai 70%. Melalui upaya peningkatan phbs di rumah tangga secara terus menerus diharapkan derajat kesehatan masyarakat indonesia akan meningkat.

Saudara-saudara ,
Permasalahan kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh kementerian kesehatan sendiri, melainkan perlu didukung oleh peran-serta berbagai pihak, baik lintas sektor, organisasi masyarakat, lsm, maupun dunia usaha. Oleh sebab itu peningkatan upaya kemitraan dan peran serta dalam pembangunan kesehatan perlu terus didorong, ditingkatkan, dan dikembangkan. Sejalan dengan itu, saya mengharapkan agar seluruh komponen bangsa dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan perilaku bersih dan sehat dalam keluarga.
Pada kesempatan yang baik ini pula, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para penggerak upaya kesehatan di masyarakat di seluruh tanah air yang amat berjasa dalam melakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat selama ini.

Saudara-saudara,
Pada peringatan hari kesehatan nasional atau hkn ke-46 tahun 2010 ini, saya menegaskan kembali pesan-pesan penting yang harus disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga sebagai investasi bangsa, yaitu :
 Kesehatan harus dimulai dari rumah
 Gizi baik, anak tumbuh sehat dan cerdas
 Jadilah keluarga sadar gizi
 Ibu sehat, mampu memenuhi tugas dalam keluarga dan masyarakat
 Lindungi keluarga dari narkoba dan hiv-aids
 Berperilaku sehat, cegah penyakit
 Bersama kita jaga kesehatan diri, rumah dan lingkungan
 tetaplah sehat, jika sakit segera berobat
 Jadilah keluarga sehat, lebih produktif dan berprestasi
 Kutanam, kupelihara pohon, lestari alamku
 Gunakan kelambu saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria di daerah endemis malaria.
Selanjutnya, marilah kita wujudkan keluarga sehat sebagai investasi bangsa melalui semangat bersama kita bisa.

Saudara-saudara,
Demikian beberapa hal penting yang perlu saya garis-bawahi pada peringatan hari kesehatan nasional ke-46 tahun 2010. Ini semoga, segala upaya kita untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat indonesia mendapatkan ridho dari allah yang maha kuasa. Amin.
Terimakasih dan selamat bekerja.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.


Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
ttd
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, Mph, Dr.Ph


Read more...

Senin, 08 November 2010

Pidato Hari Pahlawan 10 November 2010

Amanat Menteri Sosial Republik Indonesia
Pada Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2010
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah swt, karena atas limpahan rahmat dan perkenan-nya, pada hari ini rabu 10 november 2010, kita dapat melaksanakan upacara bendera memperingati hari pahlawan, sebagai salah satu benteuk peghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan/pejuang pendahulu kita, sejalan dengan ungkapan salah seorang pendiri bangsa kita yang menyatakan bahwa, “hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, dapat menjadi bangsa yang besar”, atau juga sering dikenal dengan ungkapan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”.

Pertempuran 10 november di surabaya yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai hari pahlawan adalah perjuangan heroik, suatu perjuangan yang memerlukan pengorbanan luar biasa dari para pendahulu kita, baik jiwa, maupun harta. Dalam pertempuran tersebut, seluruh komponen bangsa bersatu padu mengusir penjajah yang ingin berusaha menancapkan kembali kekuasaannya di bumi indonesia.
Oleh karena itu, hari pahlawan seperti yang kita peringati pada hari ini dilaksanakan dengan mengedepankan upaya menumbuhkembangkan nilai kepahlawanan dan bagaimana kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya untuk kemudian diimplementasikan dalm kehidupan sehari-hari.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Semangat dan nilai kepahlawanan yang ditunjukkan dalam pertempuran 10 november tersebut, hendaknya dapat kita hayati dan menjadi inspirasi yang kemudian memacu dan memicu bagi kita dalam mengisi kemerdekaan ini.
Peringatan hari pahlawan tahun 2010 yang mengangkat tema “dengan semangat nilai kepahlawanan kita tingkatkan kesetiakawanan sosial nasional”, hendaknya dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian dan kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda bangsa indonesia.
Berbagai permasalahan yang kita hadapi mulai dari kemiskinan, pengangguran, keterlantaran, keterpencilan sampai pada bencana alam serta masalah sosial lainnya, sama-sama memerlukan perhatian dan keseriusan kita untuk menanggulanginya.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Semangat dan nilai-nilai luhur pahlawanan/pejuang seperti rela berkorban, pantang menyerah, percaya pada kemampuan diri sendiri, suka menolong dan sebagainya sebagaimana yang tercermin dalam pertempuran 10 november di surabaya, hendaknya dapat menggugah hati kita untuk berjuang bersama melawan berbagai persoalan dan masalah tersebut.
Melalui momentum peringatan hari pahlawan, diharapkan rasa kesetiakawanan sosial sebagai anak bangsa dapat tumbuh dan berkembang yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu modal untuk menyelesaikan masalah bangsa.
Saya yakin, apabila seluruh elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengamalkan semangat nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, maka rasa kesetiakawanan sosial dengan sendirinya akan meningkat.
Selain itu dengan kesetiakawanan sosial yang diwujudkan dengan saling menghargai, menghormati, tolong menolong maka kita tidak akan mudah terprovokasi, dan sebaliknya dengan kesetiakwanan sosial akan menguatkan solidaritas yang memperkokoh keutuhan negara kesatuan republik indonesia.
Kesetiakawanan sosial yang dilandasi semangat nilai kepahlawanan sesuai tema peringatan hari pahlawan 2010, kiranya juga dapat mempercepat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa untuk dapat menghadapi berbagai tantangan termasuk masalah kedaulatan negara.
Untuk itu marilah melalui momentum peringatan hari pahlawan tahun 2010 ini, kita rapatkan barisan, berjuang membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga bangsa indonesia dapat menjadi bangsa bermartabat yang dapat berdiri sejajar dengan negara lain di dunia, serta keutuhan negara kesatuan republik indonesia dapat terus terjaga.

Saudara-saudara para peserta upacara yang berbahagia,
Demikian, semoga allah swt, senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita untuk dapat terus memperkokoh negara kesatuan republik indonesia.
Sekian, terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Menteri Sosial Republik Indonesia,
Ttd
Dr. Salim Segaf Al Jufri, Ma

Read more...

Sabtu, 02 Oktober 2010

Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Read more...

Jumat, 01 Oktober 2010

Analisis SWOT

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/weaknesses, "kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama . Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Bentuk-bentuk organisasi
1. Organisasi politik
2. Organisasi sosial
3. Organisasi mahasiswa
4. Organisasi olahraga
5. Organisasi sekolah
6. Organisasi negara

Read more...

Rabu, 29 September 2010

Teori Manajemen

Manajemen ilmiah
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional.
Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.
Teori administrasi umum
Teori administrasi umum atau, dalam bahasa Inggris, general theory of administration, adalah teori umum mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Sumbangan penting untuk teori ini datang dari industrialis Perancis Henri Fayol dengan 14 prinsip manajemen-nya dan sosiolog Jerman Max Weber dengan konsep birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikande dengan jelas, peraturan dan ketetapan rinci, dan sejumlah hubungan impersonal.
Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur krisis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Kajian Hawthorne
Kajian Hawthrone adalah serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Kajian dilakukan di Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.
Uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai berbagai macam intensitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intensitas penerangan yang tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika intensitas cahaya diubah. Namun, mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik tingkat cahaya itu dinaikan maupun diturunkan, output pekerja meningkat daripada biasanya. Para peneliti tidak dapat menjelaskan apa yang mereka saksikan, mereka hanya dapat menyimpulkan bahwa intensitas penerangan tidak berhubungan langsung dengan produktivitas kelompok dan "sesuatu yang lain pasti" telah menyebabkan hasil itu.
Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-rekannya diundang untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian melanjutkan penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:
• perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat
• pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu
• standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
• uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.
Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
Sarana manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer


Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
• Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
• Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
• Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan manajer

Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu;
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:[6]
• Perilaku terhadap karyawan
• Perilaku terhadap organisasi
• Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Bidang manajemen
• Manajemen pergantian
• Manajemen komunikasi
• Manajemen constraint
• Manajemen biaya
• Manajemen hubungan pelanggan
• Manajemen harga pendapatan
• Manajemen enterprise
• Manajemen fasilitas
• Manajemen integrasi
• Manajemen pengetahuan
• Manajemen pemasaran
• Manajemen mikro
• Manajemen sakit
• Manajemen pandangan
• Manajemen procurement
• Manajemen program
• Manajemen projek
• Manajemen proses
• Manajemen produksi
• Manajemen kualitas
• Manajemen sumber daya manusia
• Manajemen risiko
• Manajemen keahlian
• Manajemen pengeluaran
• Manajemen rantai suplai
• Manajemen sistem
• Manajemen waktu
• Manajemen stress
• Manajemen strategis
• Manajemen keuangan

Read more...

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Read more...

Manajemen Konflik : Cara Mengelola Konflik secara Efektif

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.
Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
3. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
4. Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.
5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.

Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik:
• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Cara atau Taktik Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.
Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:
Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.

Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:
Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.

Read more...

Selasa, 01 Juni 2010

Jadwal Pertandingan Piala Dunia 2010


JADWAL PERTANDINGAN (Jadwal Dapat Berubah Sewaktu-Waktu)
Group Negara
A Africa Selatan vs Mexico
Jumat, 11 juni 2010 20.15 - 23.30
A Uruguay vs Perancis
Jumat, 11 juni 2010 24.30 - 04.00
B Argentina vs Nigeria
Sabtu, 12 Juni 2010 20.15 - 23.30
C Inggris vs USA Sabtu, 12 Juni 2010 24.30 - 04.00

D Serbia vs Ghana
Minggu, 13 Juni 2010 20.15 - 23.30
D Jerman vs Australia
Minggu, 13 Juni 2010 24.30 - 04.00
E Jepang vs Kamerun Senin, 14 Juni 2010 20.15 - 23.30
F Italy vs Paraguay
Senin, 14 Juni 2010 24.30 - 04.00
G Pantai Gading vs Portugal
Selasa, 15 Juni 2010 20.15 - 23.30
G Brazil vs Korea Utara
Selasa, 15 Juni 2010 24.30 - 04.00
H Spanyol vs Swiss Rabu, 16 Juni 2010 20.15 - 23.30
A Africa Selatan vs Uruguay Rabu, 16 Juni 2010 24.30 - 04.00
B Yunani vs Nigeria Kamis, 17 Juni 2010 20.15 - 23.30
A Perancis vs Mexico
Kamis, 17 Juni 2010 24.30 - 04.00
C Slovenia vs USA
Jumat, 18 Juni 2010 20.15 - 23.30
C Inggris vs Aljazair Jumat, 18 Juni 2010 24.30 - 04.00
D Ghana vs Australia Sabtu, 19 Juni 2010 20.15 - 23.30
E Kamerun vs Denmark Sabtu, 19 Juni 2010 24.30 - 04.00
F Italy vs New Zealand Minggu, 20 Juni 2010 20.15 - 23.30
G Brazil vs Pantai Gading
Minggu, 20 Juni 2010 24.30 - 04.00
H Chile vs Swiss Senin, 21 Juni 2010 20.15 - 23.30
H Spanyol vs Honduras
Senin, 21 Juni 2010 24.30 - 04.00
A Perancis vs Afrika Selatan
Selasa, 22 Juni 2010 20.15 - 23.30
B Yunani vs Argentina
Selasa, 22 Juni 2010 24.30 - 04.00
C Slovenia vs Inggris
Rabu, 23 Juni 2010 20.15 - 23.30
D Ghana vs Jerman Rabu, 23 Juni 2010 24.30 - 04.00
F Slovakia vs Italy
Kamis, 24 Juni 2010 20.15 - 23.30
E Kamerun vs Belanda
Kamis, 24 Juni 2010 24.30 - 04.00
G Portugal vs Brazil Jumat, 25 Juni 2010 20.15 - 23.30
H Chile vs Spanyol Jumat, 25 Juni 2010 24.30 - 04.00

Read more...

Inilah Jadwal Lengkap Piala Dunia 2010


Jadwal lengkap Piala Dunia 2010, termasuk skema babak gugur hingga final
Grup A:
11 Juni 2010
21:00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg
12 Juni 2010
01:30 Uruguay v Prancis, Cape Town Stadium, Cape Town

17 Juni 2010
01:30 Afrika Selatan v Uruguay, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
17 Juni 2010
18:30 Prancis v Meksiko, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

22 Juni 2010
21:00 Meksiko v Uruguay, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
21:00 Prancis v Afrika Selatan, Free State Stadium, Bloemfontein

Grup B:
12 Juni 2010
18:30 Argentina v Nigeria, Ellis Park Stadium, Johannesburg
21:00 Korea Selatan v Yunani, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

17 Juni 2010
21:00 Argentina v Korea Selatan, Soccer City, Johannesburg
18 Juni 2010
01:30 Yunani v Nigeria, Free State Stadium, Bloemfontein

23 Juni 2010
01:30 Yunani v Argentina, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
01:30 Nigeria v Korea Selatan, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup C:
13 Juni 2010
01:30 Inggris v Amerika Serikat, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
13 Juni 2010
18:30 Aljazair v Slovenia, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

18 Juni 2010
21:00 Inggris v Aljazair, Cape Town Stadium, Cape Town
19 Juni 2010
01:30 Slovenia v Amerika Serikat, Ellis Park Stadium, Johannesburg

23 Juni 2010
21:00 Amerika Serikat v Aljazair, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
21:00 Slovenia v Inggris, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

Grup D:
13 Juni 2010
21:00 Jerman v Australia, Moses Mabhida Stadium, Durban
14 Juni 2010
01:30 Serbia v Ghana, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

18 Juni 2010
18:30 Jerman v Serbia, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
19 Juni 2010
18:30 Ghana v Australia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

24 Juni 2010
01:30 Australia v Serbia, Mbombela Stadium, Nelspruit
01:30 Ghana v Jerman, Soccer City, Johannesburg

Grup E:
14 Juni 2010
18:30 Belanda v Denmark, Soccer City, Johannesburg
21:00 Jepang v Kamerun, Free State Stadium, Bloemfontein

19 Juni 2010
21:00 Belanda v Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010
01:30 Kamerun v Denmark, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

25 Juni 2010
01:30 Denmark v Jepang, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
01:30 Kamerun v Belanda, Cape Town Stadium, Cape Town

Grup F:
15 Juni 2010
01:30 Italia v Paraguay, Cape Town Stadium, Cape Town
15 Juni 2010
18:30 Selandia Baru v Slowakia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

20 Juni 2010
18:30 Italia v Selandia Baru, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Slowakia v Paraguay, Free State Stadium, Bloemfontein

24 Juni 2010
21:00 Paraguay v Selandia Baru, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
21:00 Slowakia v Italia, Ellis Park Stadium, Johannesburg

Grup G:
15 Juni 2010
21:00 Brasil v Korea Utara, Ellis Park Stadium, Johannesburg
16 Juni 2010
01:30 Pantai Gading v Portugal, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

21 Juni 2010
01:30 Brasil v Pantai Gading, Soccer City, Johannesburg
21 Juni 2010
18:30 Portugal v Korea Utara, Cape Town Stadium, Cape Town

25 Juni 2010
21:00 Korea Utara v Pantai Gading, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Portugal v Brasil, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup H:
16 Juni 2010
18:30 Spanyol v Swiss, Moses Mabhida Stadium, Durban
21:00 Honduras v Cili, Mbombela Stadium, Nelspruit

21 Juni 2010
21:00 Spanyol v Honduras, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
22 Juni 2010
01:30 Cili v Swiss, Ellis Park Stadium, Johannesburg

26 Juni 2010
01:30 Swiss v Honduras, Free State Stadium, Bloemfontein
01:30 Cili v Spanyol, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

16 Besar
26 Juni 2010, 21:00
Juara Grup A v Peringkat Kedua Grup B, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 49)

27 Juni 2010, 01:30
Juara Grup C v Peringkat Kedua Grup D, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg (Partai 50)

27 Juni 2010, 21:00
Juara Grup D v Peringkat Kedua Grup C, Free State Stadium, Bloemfontein (Partai 51)

28 Juni 2010, 01:30
Juara Grup B v Peringkat Kedua Grup A, Soccer City, Johannesburg (Partai 52)

28 Juni 2010, 21:00
Juara Grup E v Peringkat Kedua Grup F, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 53)

29 Juni 2010, 01:30
Juara Grup G v Peringkat Kedua Grup H, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 54)

29 Juni 2010, 21:00
Juara Grup F v Peringkat Kedua Grup E, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria (Partai 55)

30 Juni 2010, 01:30
Juara Grup H v Peringkat Kedua Grup G, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 56)

Perempat-Final
2 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 53 v Pemenang Partai 54, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 57)

3 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 49 v Pemenang Partai 50, Soccer City, Johannesburg (Partai 58)

3 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 52 v Pemenang Partai 51, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 59)

4 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 55 v Pemenang Partai 56, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 60)

Semi-final
7 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 58 v Pemenang Partai 57, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 61)

8 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 59 v Pemenang Partai 60, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 62)

Perebutan Juara Ketiga
11 Juli 2010, 01:30
Tim Kalah Partai 61 v Tim Kalah Partai 62, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 63)

Final
12 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 61 v Pemenang Partai 62, Soccer City, Johannesburg (Partai 64)

Read more...

Senin, 31 Mei 2010

Idealisme Jurnalistik dan Pendidikan Politik

Oleh : Wen di Ramen
Saya lebih takut oleh empat surat kabar daripada seratus serdadu dengan sangkur terhunus.
(Napoleon Bonaparte)
Pasca tumbangnya rezim orde baru, dunia pers atau media menemukan momentumnya untuk tumbuh berkembang dalam memberikan informasi yang selua-luasnya kepada masyarakat, tanpa harus takut terkekang oleh intervensi pihak-pihak tertentu. Kebebasan pers saat ini memunculkan lahirnya media-media baru baik elktronik maupun cetak dalam turut menjalankan fungsi-fungsi media. Namun dengan semakin banyaknya lahir media-media baru, melahirkan pula kompetisi antar institusi tersebut. Sehingga persaingan menjadi masalah baru dalam dunia jurnalistik.

Kemampuan bertahan sebuah media tidak akan pernah lepas dari seberapa besar modal yang dimilikinya, karena mengingat biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar. Persoalan modal inilah yang kemudian tidak jarang harus membuat idealisme jurnalistik menjadi “terjual” dalam persaingan pasar. Sehingga kerap kita lihat sebuah pemberitaan sangat ditentukann oleh sang pemilik modal yang membiayai media tersebut.
Kegiatan jurnalistik sendiri telah berlangsung sejak lama. Dalam referensi ilmiah, kegiatan tersebut telah dimulai pada masa Romawi Kuno di bawah kekuasan Kaisar Julius Caesar. Jurnalistik pada masa itu bernama Acta Diurna yang berisi segala seuatu yang sifatnya informatif semata atas kebijakan-kebijakan Kaisar.
Kini, jurnalistik tidak hanya menjalankan fungsi informasi semata, namun telah bertambah menjadi fungsi pendidikan, kontrol sosial, mempengaruhi dan juga fungsi menghibur. Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut, asas netralitas menjadi tulang punggung dalam menjalankan fungsinya dengan baik, hal inilah yang kita sebut dengan idealisme. Dan idealisme inilah yang tidak jarang tergadaikan oleh kepentingan pemilik modal sehingga fungsinya itupun menjadi kehilangan arah.
Belakangan sering muncul kajian yang mempertanyakan idealisme jurnalistik. Kajian ini muncul sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap kelalaian yang disengaja dalam menyuguhkan informasi. Seperti penyampaian berita yang berpihak pada kepentingan tertentu, baik secara individu maupun kelompok.
Idealisme jurnalistik sangat menentukan penerimaan masyarakat tehadap sebuah media. Sang dictator sekaliber Hitler pun takut dengan media dikarenakan idealime jurnalistik, begitupun dengan Napoleon Bonaparte. Jika idealisme tergantikan menjadi fragmatisme, maka sesungguhnya ruh jurnalistik itu telah telah mati. Jika ruh tersebut mati, maka kita tidak bisa lagi mengharapkan media sebagai alat kontrol sosial yang kuat. Padahal media menjadi harapan masyarakat dalam menjalankan kontrol sosial dan pendidikan massa.

Media dan Pendidikan Politik
Pada kondisi suhu politik yang semakin memanas saat ini, netralitas media menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilitas. Kemampuan media baik elektronik maupun cetak dalam mengabarkan kejadian politik yang tidak diikuti secara langsung oleh masyarakat dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu sikap netral dari sebuah media dalam mengabarkan kejadian yang sebenarnya menjadi tuntutan mutlak, di samping netralitas merupakan salah satu kode etik yang harus dijalankan.
Dalam negara yang sedang mengalami era transisi seperti Indonesia saat ini, maupun di negara yang telah maju dalam dunia demokrasi, media menjadi salah satu pilar penting dalam memberikan pendidikan politik bagi warganya. Hal ini dikarenakan media mampu menjangkau massa yang luas dalam waktu yang singkat. Kemampuan daya jangkau yang luas tersebut dibarengi dengan kemampuan mempengaruhi pembaca, apakah ke arah negatif maupun positif, dikarenakan sifat komunikasi media yang satu arah.
Peran penting media ini hendaknya harus dipahami betul oleh pekerja media atau insan pers. Etika jurnalistik harus dikedepankan di atas kepentingan lainnya, sehingga masyarakat sebagai penikmat berita bisa mendapatkan suguhan yang sehat. Tanggung jawab sosial jurnalistik hendaknya selalu menjadi warning agar bisa lurus dalam menjalankan fungsi-fungsinya.
Kondisi politik kita saat ini, mengharapkan media dapat mengambil peran penting itu demi lancarnya proses demokrasi yang diharapkan. Media elektronik ataupun media cetak harus tetap memegang sikap netral atau idealisme dalam menyampaikan kegiatan politik yang dilakukan oleh peserta pemilu. Jujur menyampaikan kegiatan kampanye, baik dari berita tentang isi janji-janji politik para kandidat maupun pemberitaan terkait jumlah peserta yang hadir akan menjadi pendidikan politik masyarakat yang membantunya dalam memberikan pilihan yang terbaik.
Namun jika yang disampaiakn adalah kebalikan dari kenyataan, maka ini adalah sebuah bentuk pembodohan yang akan berimbas kepada memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan media massa. Bagaimanapun hebatnya sebuah media, masyarakatlah yang menenetukan berapa lama ia sanggup bertahan. Dan kemampuan bertahan tersebut sangat ditentukan oleh seberapa besar sebuah media mampu menjalankan nilai-nilai idealisme jurnalistik.

Read more...

Negara dan Pembentukannya

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah agency dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Ada dua tugas negara yaitu:

1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial.
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Negara tidak dapat berbuat semena-mena terhadap rakyat. Jadi perlu adanya suatu aturan yang mengikat dan jelas karena tanpa adanya aturan, sesuatu itu tidak akan berjalan dengan baik termasuk negara. Hal inilah yang disebut dengan hukum.
Para filosof hukum dan filosofi politik sebagai “the hallmark” hal yang sangat diperlukan oleh negara untuk mengatur tata kehidupan melalui aturan-aturan yang bersifat mengikat atau yang dapat dipaksakan pemanfaatannya.
Hukum dari segi politik diartikan sebagai proses-proses, patokan-patokan, asas-asas, dan aturan-aturan yang menentukan pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lembaga, antara yang berkewenangan yang mengatur dan memerintah dengan yang diatur dan diperintah, dan untuk menanggulangi serta menyelesaikan soal-soal perbedaan kepentingan antara manusia-manusia dan lembaga-lembaga dalam suatu pengelompokan masyarakat yang terpadu.

Syarat Berdirinya Negara
1. Wilayah
Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya tanah, tetapi juga laut dan angkasa di atasnya.
2. Penduduk
Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal penduduk ini, maka perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan, homogenitas dan masalah nasionalisme.
3. Pemerintah
Setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan untuk melaksanakan seluruh keputusan yang mengikat bagi penduduk di dalam wilayahnya. Dan keputusan-keputusan tersebut biasanya berbentuk perundang-undangan.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat dan melaksanakan undang-undang dan secara tidak langsung negara mempunyai kekuasaan tertinggi untuk memaksa masyarakat menaati peraturan.
Tanpa adanya salah satu syarat di atas maka sebuah negara tidak terbentuk.
Teori Asal-Usul Negara
Terdapat 8 teori yang membahas asal-usul negara yaitu:
1. Teori Perjanjian Masyarakat
Teori mengatakan bahwa negara akan terbentuk jika ada kesepakatan antara masyarakat. Thomas Hobbes mengemukakan hal “pactum subjectionis”, bahwa dengan kesepakatan membentuk negara, rakyat menyerahkan semua hal mereka secara alamiah untuk diatur sepenuhnya oleh kekuasaan negara. Sedangkan John Locke, mengemukakan adanya “pactum unionis” dan “pactum subjectionis” bahwa sebagian besar anggota suatu masyarakat membentuk union dahulu baru kemudian anggota masyarakat menjadi subject negara. Menurut Locke suatu negara tidak berkuasa secara absolut seperti pendapat Hobbes. Tapi ada hak asasi yang berada pada masing-masing orang.
Rosseau menulis bahwa hanya ada “Pactum Unionis” yaitu suatu kesepakatan membentuk negara tapi tidak menyerahkan hak-haknya diatur oleh negara. Tokoh-tokoh dalam teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J. J. Rosseau.
2. Teori Pengalihan Hak
Dalam teori ini hak diperoleh setelah pihak lain melepas haknya atau membiarkan berlakunya hak itu. Pengalihan hak yang dimaksud dapat berupa utusan dari rakyat yang akan menjadi kawula negara dan dapat berupa pengalihan hak negara atau penguasa sebelumnya. Biasanya digunakan untuk mengkaji terbentuknya negara monarkis. Tetapi dengan sedikit modifikasi, dapat dianalogikan kepada pembentukkan negara sebagai hasil revolusi. Tokoh-tokohnya Sir Robert Filmer dan Loyseau.
3. Teori Penaklukkan
Teori ini menyatakan bahwa pihak yang kuat dari kelompok lainnya ia akan mendirikan sebuah negara. Tokoh-tokohnya Ludwig Gumplowitz, Gustav Ratzenhover, Franz Oppenheimer, Georg Simmel, Lester Frank Ward.
4. Teori Organis
Disebut juga sebagai hakikat negara bahwa negara itu seperti organisme dimana negara lahir dianalogikan seperti kelahiran mahkluk hidup lainnya. Tokoh-tokohnya Georg Wilhelm Hegel, J.K. Bluntscli, John Salisbury, Marsiglio Padua, Pfufendorf, Hendrich Ahrens, J. W. Scelling, F. J. Schitenner.
5. Teori Ketuhanan
Bahwa suatu negara terbentuk karena adanya hak-hak dari Tuhan. Tokohnya Thomas Aquinas.
6. Teori Garis Kekeluargaan
Menyatakan bahwa suatu negara terbentuk orang-orang yang mempunyai hubungan darah yang membentuk suatu suku dan negara. Tokoh-tokohnya Henry S. Maine, Helbert Spencer, Edward Jenks.
7. Teori Metafisis
Bahwa negara lahir dan terbentuk karena memang seharusnya ada. Negara adalah kesatuan supranatural. Tokohnya Immanuel Kant.
8. Teori Alamiah
Bahwa negara terbentuk karena kodrat alamiah manusia. Apalagi manusia sebagai “zoon politicion” sangat membutuhkan adanya negara. Tokohnya adalah Aristoteles.

Teori Hakikat Negara
1. Teori Sosiologis
Bahwa negara adalah organisasi kehidupan bermasyarakat yang diperlukan untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan berbagai kepentingan yang berada dalam negara tersebut.
2. Teori Organis
Negara sebagai suatu bentuk organisasi sebagaimana makhluk hidup lainnya dipengaruhi oleh hukum alam ( Hukum pertumbuhan dan kematian ). Oleh karena itu negara memerlukan ruang hidup yang tumbuh dan berkembang secara dinamik. Raganya adalah negara itu sendiri dan jiwanya adalah pemikiran dan semangat nasional rakyat. Oleh karena itu negara berkewajiban mensejahterakan rakyatnya.
3. Teori Ikatan Golongan
Negara adalah ikatan atau gabungan kelompok masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bersama. Negara mengikat orang-orang ke arah perumusan dan pencapaian tujuan bersama, bukan kepentingan kelompok atau golongan..
4. Teori Hukum Murni
Negara dipandang sebagai wadah penerapan dan pelaksanaan bagi norma-norma hukum. Negara diperlukan guna memelihara ketertiban dan penegakan hukum. Hubungan yang terdapat dalam negara adalah sub-ordinasi antara pihak yang mengatur dengan yang diatur.
5. Teori Dua Sisi
Bahwa negara harus dipandang dari dua sisi yaitu:
• Sisi sosiologik
Negara sebagai suatu kenyataan sosial, kesatuan hidup masyarakat, dan keterpaduan secara sosiologik.
• Sisi yuridis formal
Negara sebagai suatu negara lembaga hukum, yang mempunyai susunan organ-organ, struktur kelembagaan dan hubungan hukum.
E. Fungsi Hukum bagi Negara
Untuk memahami fungsi hukum bagi negara, ada enam aliran pemikiran mengenai hukum yaitu:
1. Aliran Positif (Positivist School)
Aliran yang sering disebut dengan aliran analitik ini berkembang pada abad XVIII di Inggris. Aliran ini berpandangan, bahwa hukum yang berlaku adalah hukum yang ditetapkan oleh penguasa. Soal benar atau salahnya bukan pertimbangan aliran ini yang dipertimbangkan adalah kewenangan untuk menentukan dan memberlakukan hukum. Tokohnya, Jeremy Bentham dan John Austin.

2. Aliran Ilmu Hukum Murni (Pure science of Law School)
Berkembang pada awal abad XX. Aliran ini berpendapat bahwa hukum harus dibersihkan dari segi pengaruh unsur-unsur moral, etika dan metafisis. Pada aliran ini, hukum didasarkan kepada suatu kaidah dasar (grundnorm) dan kaidah-kaidah hukum lainnya adalah turunannya berdasarkan peringkat.. Hukum adalah “ketentuan atau perintah” dari pihak berwenang dari alir an positif. Tokohnya adalah Hans Kelsen.
3. Aliran Sejarah (Historical School)
Berkembang pada pertengahan abad XIX. Menurut aliran ini, hukum berkembang dengan didasarkan pada naluri dan pemikiran manusia mengenai apa yang benar dan apa yang salah, sepanjang perjalanan hidup umat manusia. Tokohnya adalah Von Savigny.
4. Aliran Sosiologis (Sosiological School)
Mulai berkembang pada awal abad XX. Pandangan aliran ini adalah bahwa hukum itu benar dan sah berlaku jika diterima secara luas oleh masyarakat. Hukum harus sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Tokohnya, Eugen Ehrlich.
5. Aliran Fungsional (Functional School)
Berkembang pada awal abad XX. Semboyan yang terkenal dari aliran ini adalah “Hukum sebagai sarana rekayasa sosial” (law as a tool of social engineering). Yang penting adalah “what the law does and how it work” (apa fungsi hukum dalam masyarakat serta bagaimana hukum itu dapat berfungsi dengan baik). Arahnya adalah agar hukum berfungsi untuk menyeimbangkan perbedaan dan persaingan kepentingan-kepentingan sosial.
6. Aliran Filosofis
Aliran ini berpikir ke arah pencapaian keadilan, mengenai kebenaran berlakunya hukum dalam memberi kelengkapan kepada pihak masyarakat dalam mencapai tujuan kehidupan sosial. Fungsi hukum adalah penerapan nilai-nilai yang baik dan buruk, benar dan salah, yang sesuai dengan keyakinan yang berlaku umum.

Read more...

Minggu, 23 Mei 2010

Makalah Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
- Mengetahui hakikat dan tujuan ghazwul fikri
- Mengetahui siapa yang melancarkan ghazwul fikri
- Mengetahui sarana yang dipergunakan untuk melancarkan ghazwul fikri

II. PENDAHULUAN
Ghazwul Fikri merupakan persoalan besar yang dihadapi ummat Islam saat ini.
“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sedangkan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Ia-lah yang telah mengutus Rosul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”.(At Taubah 32-33) ; QS. 13: 33 ; 6: 112 ; 2: 75 ; 4: 119 ; 2: 109 ; 5: 82
Makar ini sebenarnya muncul dari pernyataan seorang misionaris Amerika, Samuel Marinus Zwemer (Supervisor dan penanggung jawab masalah Kristenisasi), ketika diadakan salah satu konperensi untuk mengevaluasi berbagai usaha yang telah dilakukan oleh para misionaris di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, “Meskipun sudah banyak uang yang dihamburkan dan tenaga yang dicurahkan, namun tidak seorang pun ummat Islam yang masuk Kristen…” Zwemer menanggapi tuduhan tersebut dengan menjawab: “Tujuan kita bukan mengkristenkan ummat Islam, ini tidak sanggup kita melaksanakannya. Tetapi target kita adalah menjauhkan kaum muslimin dari Islam. Ini yang harus kita capai, walaupun mereka tidak bergabung dengan kita…”

III. KENAPA GHAZWUL FIKRI MUNCUL
Sepanjang sejarah, musuh-musuh Islam hendak memadamkan da’wah dan melenyapkannya dari muka bumi. Pergulatan sepanjang sejarah sejak peperangan Khondaq dengan konspirasi Bani Quraizdah, Bani Nadhir dan lainnya telah menjadi bukti penentangan kepada Islam, baik Imperialis, Komunis maupun Zionis.
William Ewart Gladstone (Perdana Mentri Inggris) 1809-1898, dan salah seorang pendiri koloni Inggris di Timur Tengah,” Selama Al Qur’an ini masih ada, Eropa tidak akan sanggup menguasai wilayah timur, bahkan Eropa sendiri tidak akan tentram…”
Thomas Edward Lawrence (1888-1935), seorang perwira dan penulis Inggris mengatakan: “Bahaya yang sebenarnya tersembunyi pada sistem Islam, (adalah) kemampuannya untuk menyebar dan vitalitasnya. Hal ini merupakan tembok penghalang satu-satunya bagi penjajahan Eropa…bila ummat Islam bersatu dibawah satu pemerintahan, mereka bisa menjadi malapetaka bagi dunia!”.
Hal di atas menunjukkan betapa musuh ummat Islam mengetahui betul sumber-sumber kekuatan yang tersembunyi dalam agama kita. Barangkali dalam kondisi tertentu, mereka lebih menyadari dibanding kita, dan berdasarkan inilah mereka menyusun rencana dan strategi.



IV. TARGET DAN SASARAN GHAZWUL FIKRI
Berdasarkan penelitian sejarah dan berbagai peristiwa dimasa lalu, maka target dan tujuan Ghazwul Fikri adalah :
1. Mencegah Roh Islam Menyebar ke Pelosok Dunia
Mereka menghalang-halangi berbagai prinsip dan ajaran Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia… Musuh-musuh Islam menginginkan dunia menjadi gelap, seperti dunia binatang yang bisa dituntun dengan tambang dan dihalau dengan sebilah ranting ke depan penyembelihan.
Untuk itu mereka menggunakan bermacam sarana, diantaranya:
Pertama, Menyebarkan berbagai kebohongan tentang syari’at Islam
Diantara kebohongan ini, mereka mengklaim bahwa Al Qur’an tidak diturunkan dari sisi Allah swt kepada Nabi Muhammad. Mereka menuduh Nabi Muhammad saw. Menciptakan sendiri dongeng-dongeng klasik sebagaimana ungkapan kaum musyrikin.
“(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan Ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya”. (An Nisa’ 166).
“…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan diri mereka”.(Al Maidah 68).
“Dan mereka berkata: ‘Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini”.(Az Zukhruf 31)

Kedua, Mengangkat segi-segi Kelemahan yang ada di berbagai Negeri Islam, dan membebankannya kepada Islam
Agar kaum muslimin menjauhkan dari Islam dan mencegah berbagai keistimewaan agamanya. Mereka berusaha menggambarkan Islam sejelek-jeleknya, baik segi politik maupun sosial.
Kita tidak mengingkari bahwa negara-negara Islam belakangan ini mengalami kegoncangan politik yang sangat kuat, sehingga peranan kaum muslimin dalam memajukan peradaban dunia hampir terhenti. Tetapi kita menolak mentah-mentah bahwa itu merupakan gambaran Islam, yang bertanggung jawab atas kelemahan dan keterbelakangan kaum muslimin…
Ketiga, Memberikan gambaran bahwa Islam agama kekerasan dan pertumpahan darah
Berdasarkan kebohongan ini, mereka menakut-nakuti dan menyebarkan kebencian terhadap Islam di kalangan non Islam. Mereka menampilkan Islam sebagai agama kekerasan yang dapat merubah pengikutnya menjadi buas dan kejam… Disamping itu mereka juga memperalat berbagai peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dengan pihak lain. Mereka menuduh ummat Islam suka berperang demi mendapatkan harta rampasan… Dakwaan ini telah mempengaruhi orang-orang Barat sehingga mereka benci dan memusuhi Islam. Hal ini terlukis dalam perang yang bersejarah yaitu Perang Salib.
Para musuh dalam porsi tertentu telah berhasil menyebarkan kebohongan bahwa Islam tersebar melalui kekerasan. Dengan demikian, sebagian kaum muslimin ada yang menyangka bahwa jihad tidak dibenarkan kecuali untuk membela diri.
Para musuh tidak puas dengan usaha ini, bahkan mereka menyiapkan sekelompok orang perusak yang berpura-pura masuk Islam, kemudian mereka melaksanakan semua konsep musuh yang dalam nuktah ini terkonsentrasi pada satu tujuan yaitu membatalkan keharusan jihad, bahkan menyerah serta mengabdi kepada para agresor.
Mirza Ghulam Ahmad, pendiri sekte Qadiyaniah mengatakan: “Hampir seluruh umurku telah kuhabiskan untuk mendukung dan membantu pemerintahan Inggris dengan mencegah jihad dan mengharuskan tunduk dan loyal kepadanya. Aku telah banyak menulis buku dan publikasi yang kalau dikumpulkan bisa mengisi 50 lemari. Semua buku dan publikasi ini telah tersebarkan diberbagai negara Arab seperti Mesir dan Syam”.
Mirza juga mengatakan: ”Sejak remaja aku sudah mencurahkan tenaga baik dengan lisan maupun tulisan untuk memalingkanhati ummat Islam agar mengabdi dengan Ikhlash kepada pemerintahan Inggris. Aku menyerukan untuk menghapus ide jihad yang diyakini oleh sementara orang bodoh, dan hal inilah yang menghalangi mereka untuk menerima kekuasaan asing tersebut”.
Kalau bukan karena fanatik, tentu para musuh tidak akan menerima dan mendengung-dengungkan berbagai dakwaan palsu tersebut. Di samping itu, persoalan ini tidak mereka kaji menurut logika dan akal sehat. Tetapi, hal itu digerakkan oleh berbagai kepentingan bangsa Barat dan Zionis Internasional yang selalu menginginkan dunia dalam keadaan goncang, ketakutan dan kehilangan kestabilan….
Keempat, Menampilkan berbagai keistimewaan Islam sebagai kelemahannya
Masalah talak dan poligami mereka lukliskan semacam kebiadaban dan kebobrokan seks yang dibolehkan Islam terhadap kaum Muslimin. Sementara para musuh telah menghina para wanita dengan penghinaan yang belum pernah terjadi dalam masyarakat manapun. Masyarakat kamunis memperlakukan wanita hanya sebagai sarana mendapatkan keturunan dan teman kerja. Masyarakat kapitalis memperalat wanita untuk mendapatkan laba lebih dan menggiatkan pasar (pramuniaga, sales berbagai komoditas, sekretaris, bahkan pemain sirkus…)
Intinya mereka memperalat kaum wanita untuk mendapatkan keuntungan, dan masyarakat menganggap itu suatu kemajuan. Bila Islam menjaga kehormatan kaum wanita, mereka menuduh itu sebagai keterbelakangan. Untuk merusak pandangan ummat manusia terhadap Islam, mereka mengklaim bahwa Islam hanya memperhatikan segi ma’nawi dan rohani, mengabaikan kebutuhan materi. Dalam hal ini mereka mempunyai berbagai falsafah dan aliran, semua berbicara seolah-olah manusia hanya terdiri perut dan kemaluan yang harus diisi dan dipuaskan sebagaimana binatang.
Kelima, Menuduh Islam merusak daya cipta dan kecerdasan pengikutnya
Orientalis Prancis, dalam buku “Pathology Islam” :
“Agama Muhammad –agar ada keraguan bahwa Muhammad bukan Nabi- adalah semacam penyakit lepra yang mewabah dan dapat memusnahkan ummat manusia secara dahsyat. Siapa yang menganut Islam, ia akan ditimpa penyakit lemah dan malas. Ia tidak akan terbangun dari kedua hal tersebut kecuali untuk menumpahkan darah, meminum khamr dan melakukan berbagai hal tercela…”
Mereka menambahkan, “Kuburan Muhammad bagaikan tiang listrik yang mengalirkan arus kegilaan ke dalam jiwa orang-orang Islam. Hal inilah yang menyebabkan mereka melakukan hal aneh-aneh; seperti mengulang-ulangi kata “Allah” tanpa batas, dan menghidupkan kebiasaan lama seperti membenci daging babi, alkohol dan musik…”
Tuduhan-tuduhan ini sangat tidak sesuai dengan fakta. Islam bahkan mengajarkan kepada ummatnya untuk mencintai kehidupan, seolah-olah mereka akan hidup abadi. Dalam syari’at Islam, amal merupakan satu-satunya alat untuk menilai seseorang.
“Katakanlah: ‘Wahai kaumku, beramallah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun beramal pula.” (Al An’aam: 135)
“Wahai para Rosul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh…” (Al Mi’minun: 51)
“Siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia pria maupunwanita, sedang ia beriman, maka mereka masuk surga Alllah (An Nisa’: 124)
Sekali lagi bahwa keterbelakangan Islam dalam ilmu pegetahuan dan peradaban dewasa ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Hal itu akibat alami dari suatu kekalahan yang menimpa ummat sejak jatuhnya Bagdad dan Andaluisa …
2. Menghancurkan Islam dari Dalam
Pukulan inilah sebenarnya yang dinamakan ghazwul fikri. Serangan ini mirip seperti yang dilakukan militer dalam meumpas musuhnya. Metode (uslub) ini mulai dipraktekkan sejak abad ke-15 Masehi. Serangan ini sangat menguntung-kan dilihat dari beberapa segi:
a. Sasaran sering lengah dan tanpa persiapan, bahkan tanpa sadar terjerumus ke dalam perangkap
b. Musuh terhindar dari pergulatan pisik
c. Mudah mendapatkan agen dan pendukung setia dari kaum muslimin
d. Lebih gampang, hasilnya memuaskan dibanding militer
e. Tanpa pertumpahan darah, korban jiwa dan materi, serangan ini banyak dan cepat menelan korban.
f. Biasanya musuh tidak muncul secara terang-terangan, tapi melalui antek-antek bahkan mendapatkan perlindungan dari pemerintah setempat.
Straregi Kuda Troade
Uslub ghazwul fikri ini telah dipakai sejak memuncaknya permusuhan antara Kristen dan Yahudi pada abad ke-15 Masehi. Untuk itu orang-orang Yahudi menggunakan metode ini strategi berpura-pura masuk Kristen, kemudian berusaha menghancurkannya.
Masalah ini menjadi sangat jelas setelah ditemukan teks surat balasan yang dikirim oleh ketua rabbi Yahudi kepada imigran Yahudi yang tinggal disalah satu kota Prancis, menasehatkan peristiwa ini terjadi setelah pegusiran orang-orang Yahudi dari kebanyakan negara-negara Eropa- untuk menggunakan metode ”Kuda Troade”.
Orang-orang Yahudi mengikuti nasehat itu, bahkan ada yang sampai menjadi pastur, guru, dokter, advokat dsb. Peranan ini pula yang diterapkan oleh Yahudi Duna dengan Yahudi Salunik dan Istambul yang memeluk Islam guna menghancurkan Kerajaan Ottoman.

V. BERBAGAI MEDIA GHAZWUL FIKRI
1. Menyebarkan Perbedaan Pendapat tentang Aqidah di Kalangan Ummat Islam
Metode ini digunakan sejak wafatnya Khalifah Ustman bin Affan ra. Kemudian diikuti munculnya kaum Khawarij, dan sekte-sekte Azariqah, Shafariah, Najdad, Abadhiah, dll. Malapetakan besar terbunuhnya Utsman bin Affan ra. menjadi lahar subur bagi munculnya dakwaan yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam, seperti oleh Yazid bin Anisah (Al Yazidiah) yang mengklaim bahwa Allah swt. Akan mengutus seorang rosul dari kalangan ‘ajam (non-arab), dan akan diturunkan kitab yang menghapus syari’at Islam (Muhammad). Hal ini persis seperti disinyalir Allah dalam QS.Al An’Am: 123.
Contoh lain, oleh Maimun Al Qaddah (Al Maimunah), mereka membolehkan kawin dengan cucu perempuan dan putri saudara lelaki dan perempuan. Di samping itu mereka menolak Surat Yusuf, dan mengklaim bahwa surat itu adalah kisah cinta dan bukan termasuh Al Qur’an Al Karim.
Di sisi lain muncul pula Syi’ah. Sebagian dari mereka bahkan sangat ekstrim dengan menuhankan Ali ra., menganggap beliau kekal dan kembali kelak di dunia.
Al Amir Abdul Aziz dalam buku “Sejarah Afrika dan Maghrib” mengatakan :
“Tatkala musuh-musuh Islam putus asa untuk menumpasnya dengan kekuatan, mereka mulai membuat berbagai hadits palsu dan menyebarkan keragu-raguan seputar aqidah Islamiyah. Orang pertama yang melakukan ini adalah Abu Al Khaththab Muhammad bin Abi Zainab (yang menuhankan Ja’far bin Abi Thalib, membolehkan kesaksian bohong), pemimpin bani Asad, dan Abu Syakir Maimun Dishan, pengarang buku “Neraca dalam Mendukung Zindinq serta lainnya…”
“Mereka –para musuh dan antek-anteknya- mendakwakan bahwa semua ibadat bersifat batiniah, dan Allah swt tidak pernah mewajibkan kepada para wali-Nya dari kalangan Imam dan bab sholat, zakat dan lainnya. Allah swt. juga tidak pernah mengharamkan kepada merek apapun. Mereka membolehkan kawin dengan ibu dn saudara perempuan… berbagai aturan hanya berlaku untuk orang-orang tertentu…”
“Mereka pura-pura memihak kepada keluarga Nabi saw. (tasyayyu). Ini untuk menutupi niat jelek mereka dan menarik simpati orang awan. Kelompok ini terpencar ke berbagai negeri Islam, mereka menampilkan kezahidan dan ibadat yang berlebihan. Dengan itu mereka menyesatkan orang awam, sedang mereka sendiri mempunyai prinsip lain…”
Al Ya’kubi dalam sejarahnya menceritakan tentang perang Jamal (antara Ali dan ‘Aisyah) bahwa orang-orang Nasrani ikut berperang dipihak Ali ra?
Asy Syahrastani dalam bukunya Al iwal wn An Nihal mengungkapkan bahwa Abdullah bin Saba’ berperan penting dalam menghancurkan Islam. Ia (Abdullah bin Saba’ adalah seorang Yahudi dari San’a) berpura-pura masuk Islam pada pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Setelah wafatnya sang khalifah dia mengkukltuskan Ali ra bahkan sampai menuhankannya. Akhirnya Abdullah bin Saba’ diusir oleh Ali ra. ke Madain.
Ibnu Saba’ mengatakan kepada prnduduk Mesir: “ Sungguh aneh orang yang mendakwakan bahwa Isa as. akan turun ke Bumi, tapi tidak percaya bahwa Muhammad akan turun pula ke Bumi, sedangkan Allah berfirman: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali…” (Al Qashash 85)… “Ustman merampas kekuasaan dar mandataris Rasulullah (yang dimaksud Ali ra.) kita harus bangkit membantu dan mendukung Ali untuk mengembalikan haknya…” Siasat ini berhasil dan mengakibatkan terbunuhnya Khlaifah Utsman bin Affan ra.
2. Merusak Kesucian Aqidah Islamiyah dan Membenamkannya ke dalam Lubuk Keraguan
Ini muncul dari munculnya berbagai buku falsafah zaman Kerajaan Abbasiah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Buku ini menjelaskan berbagai teori falsafah dan aliran atheisme. Kemunculan buku ini telah memecah belah kaum muslimin dan menimbulkan permusuhan satu sama lainnya.
Belum dua abad berlalu darida’wah Islam, Imam Ahmad bin Hambal dan rekan-rekannya mengalami penyiksaan dan penghinaan karena persoalan pelik apakah Al Qur’an itu makhluk atau bukan… Polemik ini muncul dari (seorang Nasrani yang mengabdi kepada kerajaan Umayyah) Yuhana Ad Dimasyqi yang mengajarkan bagaimana cara menyeret agar kaum Muslimin terlibat dalam masalah “Apakah Al Qur’an makhluk atau tidak…”. Yuhana mengajarkan :
+ Nasrani bertanya kepada Muslim: “Apa nama Al Masih dalam Al Qur’an?”
- Bila Muslim menjawab : “ …Sesungguhnya Al Masih ‘Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari pada-Nya…” (An Nisaa’ 171)
+ Nasrani bertanya : ”Bagaimana pendapatmu tentang kalimat Allah, apakah ia makhluk atau tidak?”
Dari pergerakan Syi’ah yang fanatik, Al Ja’d bin Dirham membantah ayat-ayat ALQur’an dan menafsirkan sesuai dengan kemauannya. Namun kelompok ini berakhir ditangan Abdullah Al Qisri yang menghukumnya di salah satu hari Kurban;
“Siapa diantara kalian yang ingin berkorban, pergilah. Semoga Allah memberkati korbannya. Sementara saya, mengorbankan Al Ja’d bin Dirham yang mendakwakan bahwa Allah tidak pernah bicara langsung dengan Musa, dan tidak pula mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dari berbagai dakwaan Al Ja’d. Kemudian beliau turun dari mimbar dan menyembelih Al Ja’d bin Dirham”

3. Menciptakan Kefanatikan Baru sebagai Ganti dari Kefanatikan Jahiliyah
Setelah kefanatikan kepada suku melemah, musuh menghidupkan semangat jingoisme dan chauvinisme dengan slogan Barat “Nasionalisme”.
Jika tujuannya hanya menghidupkan rasa cinta tanah air dan membangkitkan semangat untuk mengangkat ummat Islam, tidak menjadi persoalan… Tetapi pada hakekatnya tujuannya adalah memecah belah ummat Islam menjadi negara-negara kecil yang mudah untuk dibuat saling bertengkar dan bermusuhan.
Mereka juga berupaya mengembalikan negeri Mesir kepada kebanggan Fir’aun dengan ide kembali kepada keasilan dan mengingatkan sejarah peradaban yang telah berakar sejak lama. Tujuannya adalah mengucilkan Mesir dari bangsa Arab dan Islam lainnya. Mereka tentu ingin mengembalikan Syam ke Phoenecian, irak ke Assyrian, Persia ke Cyrus dan seterusnya yang berarti kembali kepada jahiliyah.

4. Menyuguhkan berbagai Teori dan Ide yang berlawanan dengan Agama
Untuk mencabut kesetiaan terhadap Islam, mereka menyuguhkan berbagai konsep bagu sebagai ganti yang dapat menutupi kekosongan rohani di sati sisi dan menggoyahkan aqidah di segi lain..
Mereka mengganti Atheisme dengan Sekuerisme, bahwa seseorang tidak layak mempercayai sesuatu kecuali yang dapat diindra, berdasarkan percobaan dan upaya ilmiah. Mereka berhasil memperalat kekaguman orang-orang Timur secara umum, dan kaum Muslimin pada khususnya terhadap kemajuan peradaban modern.
Berbagai teori itu antara lain : Teori Darwin tentang Evolusi manusia, Teori Karl marx yang mengklaim bahwa agama adalah tipuan sejarah. Yang membangun kehidupan dan menyempurnakannya adalah berbagai kondisi sosial…Kemudian mengklaim bahwa agama ini adalah buatan manusia disaat ia tidak mampu menghadapi kekuatan luar.
Komunisme menganggap hak warisan yang diterapkan syari’at Islam bertentangan dengan keadilan dan pendistribusian harta. Menurut mereka, semua harta adalah milik negara (pemerintah). Mereka mengumandangkan suatu fantasi bahwa komunisme berusaha semaksimal mungkin mengangkat hak masyarakat setinggi-tingginya.
Sehubungan dengan ini Lenin dalam pidatonya pada Konferensi Pemuda Komunis tahun 1920 mengatakan :
“Kami tidak percaya kepada Tuhan”. “Kami Yakin sekali bahwa para pemuka agama, bangsawan dan borjuis tidak akan berbicara kepada kami atas nama Tuhan kecuali untuk menjaga kepentingan mereka dan meningkatkan eksploitasi”.”Kami menolak dengan tegas semua dasar-dasar moral yang bersumberkan dari kekuatan metafisik. Sekali lagi kami tegaskan, semua ini adalah akar dan tipuan yang menutupi otak/pikiran para petani dan buruh demi kepentingan penjajah dan borjuis. Kami umumkan, bahwa sistem yang kami anut hanya untuk mendukung kaum proletar”.
Dalam setiap tindakan destruktif, peranan Zionis sangat besar. Sebab merekalah yang mengatur semua upaya untuk meruntuhkan berbagai agama diseluruh penjuru dunia.
Dendam Yahudi terhadap Kekaisaran Rusia sangat besar, karena tidak diberikannya kesempatan Yahudi untuk berkuasa, dan bila Yahudi melakukan kesalahan selalu ditindas dengan kekerasan. Karena itu muncul pemerintahan rahasia yang memutuskan untuk menghancurkan Kristen di Rusia, dan membalas dendam terhadap bangsa Rusia, yang menghina dan menyiksa orang Yahudi, sehingga muncullah Revolusi Bolshevil 1917”.
Protokol Zionis mempertegas:
“Jangan anda anggap berbagai pernyataan kami hanya omong kosong, Coba perhatikan keberhasilan Darwin, Nietzsche dan Marx telah kami atur sebelumnya”. “Kami sengaja berpura-pura membebaskan buruh, seakan-akan kami datang menyelamatkan mereka dari kezaliman, lalu kami anjurkan mereka bergabung dengan tentara kami pendukung sosialisme dan komunisme”.
“Kami selalu membangun dan memelihara komunisme, seolah-olah kami membantu kaum buruh sebagai realisasi dari prinsip persaudaraan dan kemanusiaan”.

5. Membantu dan Membentuk Berbagai Pergerakan yang Menentang Islam
Pada topik ini akan dijelaskan dua pergerakan yang menentang Islam
a. Qadiyaniah
Seorang pengikut Qadiyaniah mengungkapkan :
“Sesungguhnya orang yang mengunjungi Kubah putri Al Masih al mau’ud (yang dijanjikan) akan mendapat berbagai berkah berbeda dengan berkah kubah hijau Nabi di Madinah. Alangkah malangnya seseorang yang mencegah dirinya dari berkah tersebut dengan tidak melaksanakan haji besar di Qadiyan”.
Ungkapan lain: “Bila seseorang naikhaji ke Mekah tanpa berhaji ke Qadiyan, hajinya hampa tanpa arti. Sebab, melaksanakan ibadah haji ke Mekkah sekarang tidak mencukupi”.
Sehubungan dengan ini, suatu hal yang patut diperhatikan ketika terjadi konflik antara Muhammad Iqbal (penyair dan da’I besar Islam) dengan Qadiyaniah, pemimpin Hindu Jawaharlal Nehru tampil membela pergerakan ini.
Hubungan dengan Kolonial Inggris tampak pada buku yang ditulis oleh Khalifah kedua Qadiyaniah. Buku ini sebagai hadiah untuk Raja Ingggris George V, ketika mengunjungi India tahun 1931, ketika itu India dibawah Jajahan Britania. Penulis mengungkapkan :
“Wahai Raja kami yang mulia, dan putra mahkota kerajaan Inggris. Saya, Imam Jamaah Ahmadiah dan Khalifah (pengganti) pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad, Almasih yang dijanjikan alayhi salam, menyambut kedatangan Tuan atas nama Jamaah Ahmadiah. Saya tegaskan kepada Tuan, bahwa Jamaah Ahadiah setia kepada pemerintahan Inggris dan akan tetap setia, Insya Allah…”

b. Bahaiah
Peranan destruktif Bahaiah terhadap Islam tidak berbeda dengan Qadiyaniah, begitu juga Babiah yang merupakan cikal bakal Bahaiah.
Bahaiah didirikan oleh Mirza Husany Ali Mazdarani yang mendukung agresor dengan menghalalkan dan membolehkan riba.
“…Disamping ibadat, kami tetapkan bahwa riba sama dengan berbagai transaksi lainnya yang berlangsung dikalangan masyarakat; yaitu laba uang. Sejak sari sekarang, diturunkan kepadamu hukm yang nyata dari langit, bahwa riba sama dengan laba uang’. Artinya riba adalah halal dan baik.
Ketika diperhatikan dengan teliti, ternyata Babiah (cikal bakal Bahaiah) memasukkan sejumlah orang Yahudi atas permintaan Zionis Internasional. Di Teheran 150 orang, di Hamzan 100 orang, di Kasyan 50 orang dan di Kalbakayan 85 orang. Dan masuknya orang-orang Yahudi inilah yang mendorong pemimpinnya untuk menghalalkan riba, demi untuk mendukung kepentingan Yahudi.
Kepada wanita mereka menyerukan kepada pria:
“Wahai kaum pria, jadikanlah kaum wanita pelipur lara, keluarkanlah mereka dari kesepian kepada keramaian. Mereka tak lebih hanya bunga kehidupan dunia, sedangkan bunga harus dipetik dan dicium, sebab ia diciptakan untuk dicium”.
“Para pencium tidak pantas dihalangi dengan kenapa dan berapa, sudah taqdir kembang disunting dan dipetik kumbang”.
Tentang Taurat dan Injil : “Taurat dan Injil tidak sedikit pun di dalamnya ada perobahan dan penggantian…” Hal ini bertentangan dengan QS. An Nisa’ 157-158)

VI. PERANAN FREEMASONRY
Para musuh selalu berusaha mengepung Islam dari segala arah. Organisasi Internasional telah dirancang semisal: Grup Moralis, Lembaga Persahabatan Independen, Liga Pemuda Internasional, Komite Pendukung Perdamaian, Rotary Club dan yang paling besar bahayanya adalah Freemasonry.
Ketika organisasi ini mengadakan Konferensi Timur Raya 1923, Ketuanya mengatakan:
“Kita harus melumatkan mush abadi kita; yaitu agama. Di samping itu, kita juga harus mengenyahkan para pendukung agama tersebut”.
“Para pemuka agama mencoba memperalat agama untuk menguasai berbagai hal duniawi, karenanya kita harus meningkatkan upaya untuk menyebarkan konsep “kebebasan beragama”. Dan kita juga tidak boleh ragu-ragu untuk memerangi semua agama. Sebab, musuh ummat manusia yang sebenarnya adalah agama, dan agama ini pula yang menyebabkan pergulatan individu, suku dan bangsa sepanjang sejarah”.
“Kita harus mencurahkan semua upaya untuk membuat berbagai aturan dan sistem yang non-agama. Sebab, kekuasaan mutlak yang dirancang oleh para pemuka agama sudah hampir berakhir, bahkan hampir lenyap. Lebih dari itu semua, tujuan kita adalah membasmi semua agama.”
Freemasonry mengangkat motto toleransi dan menghormati orang lain tanpa memandang suku dan agama. Mereka juga mengangkat slogan “kebebasan, persahabatan dan persamaan hak”. Hal ini mempunyai posisi penting dengan kepentingan Zionis.
“Motto kita yang sebenarnya adalah semua kekerasan dan kecurangan”
“Berbagai prinsip kami seperti menggunakan kekerasan adalah salah satu cara yang kami pakai untuk mencapai tujuan…biarlah kami informasikan bahwa kami sangat keras dalam mengatasi pembangkang”.
Di samping itu, dulu kamilah yang pertama kali menuyarakan kebebasan, perasudaraan dan persamaan hak. Sejak saat itu, kata-kata ini selalu dikumandangkan oleh orang-orang bodoh ke dalam barisan kami berbagai kelompok disegala penjuru dunia melalui agen-agen kami yang pandir. Semua kelompok tersebut mengacung-acung kan bendera kami seperti orang kesurupan. Sementara itu kata-kata palsu diatas telah merusak dan meruntuhkan kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan kesatuan orang-orang Nasrani”.
Tertera dalam pernyataan Buletin Timur Raya, Prancis 1904:
“Marxisme dan Komunisme, keduanya hasil rancangan freemasonry. Sebab pendirinya Karl Marx dan Friedrich Engels adalah anggota Freemasonry angkatan ketiga puluh satu. Disamping itu mereka juga terliobat mengkoordinir organisasi ini secara rahasia, dan berkat mereka pula munculnya deklarasi komunisme yang terkenal itu”.


VII. HUBUNGAN PROTOKOL YAHUDI DENGAN FREEMASONRY
Pada pembahasan ini akan lebih jelas apabila kita membaca protokol Yahudi kelima belas.
“Kitalah satu-satunya bangsa yang menghadapi berbagai proyek Freemasonry, dan kita pulalah satu-satunya yang tahu bagaimana cara menghadapinya. Kita memahami tujuan akhir dari usaha yang kita lakukan, sementara orang-orang awam (yang bukan Yahudi) tidak mengerti banyak hal, khususnya yang berhubungan dengan Freemasonry”.
“Mereka tidak memikirkan selain keperluan-keperluan temporer dan jangka pendek, dan tidak pula menyadari bahwa konsep asli bukanlah konsep mereka, kamilah yang menyiapkan dan menyuguhkannya kepada mereka”.
“Orang-orang awam mencari kepuasan dengan keberhasilan, hal itu bagi kami bagikan secara cuma-cuma, dan kami biarkan mereka bersorak-sorak dengan keberhasilan tersebut, agar mereka yang mempunyai angan-angan dapat kami arahkan demi kepentingan kami. Siapa yang menyerap berbagai konsep kami dalam keadaan alpa, mereka akan yakin bahwa merekalah yang mempunyai ide-ide tersebut”.
“Kami akan membiarkan mereka tenggelam dalam angan-angan atau mimpi yang tak berarti itu. Hal ini untuk meruntuhkan kepribadian seseorang dengan menggunakan konsep-konsep simbolik tentang prisip berjamaah”.
“Mereka belum lagi mengerti dan tidak akan mengerti arti mimpi ini, yaitu impian untuk hidup bersama. Sebab, hal itu bertentangan dengan hukum alam, dimana setiap makhluk diciptakan berbeda dengan yang lain”.
Kita menyadari, mereka yang menjadi anggota Freemasonry dari kalangan orang-orang awam sangat jelek sekali. Mereka tenggelam dalam angan-angan hampa, seperti kepopuleran, kedudukan dan lainnya. Lalu tanpa sadar mereka telah menyerahkan leher untuk disembelih.
Protokol yang kelima belas juga mengungkapkan :
“Kami akan menggiring orang-orang Freemason merdeka ke liang maut dengan cara yang tidak seorang pun dapat mencegahnya. Dengan cara ini, kami mencabut akar-akar protes yang berani membantah perintah-perinyah kami”.

VIII. KONSPIRASI PEMIKIRAN
Setelah memahami berbagai hal diatas, marilah kita bertanya kepada diri kita. Kenapa para agresor itu mampu memperdaya kita semudah itu, seolah-olah kita tidak mempunyai akal dan perasaan, dan seolah-olah kita menghadapi bahaya denhan mata tertutup?
Kenapa kita lalai untuk berusaha bangkit menghadapi bencana yang telah mengepung kita, dari bawah, kanan, kiri, atas, depan dan belakang kita….Kenapa?
Jawaban pertanyaan ini disebabkan operasi ghazwul fikri berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan sistem yang rapi.
1. Pemahaman yang mendalam tentang manusia
Upaya pertama yang mereka lakukan adalah memahami manusia secara mendalam yang merupakan obyek penyerangan dan meneliti segi-segi kekuatan serta kelemahannya. Di samping itu mencari jalan yang paling cepat untuk merebut hati seseorang.
Para agresor memahami semua ini dengan tingkatan-tingkatan mulai anak-anak, sampai orang tua. Mulai dari sekolah, klub-klub olah raga, tempat diskusi, arena pertandingan, lokasi wisata, kemping, kantr kampus dan lainnya.
Serangan ini mampu menembus kedalam jiwa dengan angan-angan, kecenderungan kepada wanita dan harta, kekuasaan dan kepopuleran.
2. Memperalat titik lemah
Untuk menrusak orang-orang sholeh yang taat kepada agama dengan merusak lingkungannya. Mereka tidak berani secara langsung menembusnya
3. Menggunakan pesona harta benda
Mereka meyakini bahwa emas mampu menciptakan berbagai keajaiban. Berdasarkan ini, mereka berupaya semaksimal mungkin menguasai kekayaan dunia. Hal ini terlihat pada penghancuran kekaisaran Rusia dan Revolusi Bolshevik.
4. Peranan mass media
Koran-koran, raadio TV dan satelit merupakan sarana efektif untuk mentransfer berbagai konsep para agresor kepada orang lain. Hal ini terlihat pada protokol kelima belas.
“Pokok persoalan bagi pemerintahan kita (pemerintahan rahasia internasional yang mereka dukung) ialah bagaimana cara menumpulkan otak manusia dan menghilangkan kemampuan berpikir mereka yang dapat menimbulkan rasa menentang dan melawan terhadap kepentingan kita. Di samping itu, bagaimana pula cara mempesona orang-orang awam dengan ungkapan-ungkapan kosong”.
“Kita harus menguasai berbagai pemerintahan orang awam dengan menggunakan kekuatan yang paling ampuh, yaitu mass media. Semua mass media dunia sudah berada di bawah kekuasaan kita, kecuali sedikit yang tidak berpengaruh dan tidak pula berarti”.
Protokol kedua belas Yahudi menambahkan dengan jelas dan rinci pentingnya peranan mass media dalam berbagai proses ghazwul fikri.
Kita akan meletakkan “sadel” diatas punggung mass media agar kita dapat menunggangi dan menuntunnya. Di samping itu kita juga perlu menguasai koran-koran saja, sementara media cetak lainnya seperti buku dan buletin masih membangkang san menyerang kita”.
Sepotong berita pun tidak akan sampai kepada masyarakat tanpa melalui kita. Sekarang kita sudah sampai ke tingkat ini, dan sudah pula merupakan kenyataan”.
“Keksusastraan dan jurnalistik, kedua-duanya merupakan kekuatan besar. Sebab itulah pemerintahan kia akan membeli sejumlah besar media massa dunia”.
“Dengan cara ini, kita mampu mencegah dampak negatif dari berbagai media yang belum kita kuasai, dan dengan ini pula kita akan menguasai sebagian besar publik opini”.
“Dalam hal ini, masyarakat tidak boleh curiga sedikit pun. Untuk itu, setiap media massa yang kita terbitkan kelihatannya seolah-olah menentang konsep dan pemikiran kita. Dengan ini kecurigaan para pembaca akan hilang”.
“Kita akan mampu membakar dan menenangkan semangat suatu bangsa, meyakinkan dan menggoncangkan pemikiran mereka. Hal itu dengan menyebarkan berita benar atau bohong, menyuguhkan berbagai fakta dan lawannya, sesuai dengan kepentingan kita. Berita-berita yang kita siarkan menggunakan redaksi yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan kita selalu melakukan test case sebelum melaksanakan sesuatu”.
Media massa merupakan senjata paling efektif yang diciptakan oleh kekayaan orang-orang Yahudi. Untuk merealisir berbagai target pemerintahan rahasia Yahudi, mereka melakukan hal-hal berikut:
- Orang yahudi menguasai penuh koran “Times” yang terbit di London sejak berdirinya 1788 melalui kekayaan seorang Yahudi, Mayer Amschel Rothschild (1743-1812)
- Koran Daily telegraph yang didirikan tahun 1855 dibeli oleh dua orang Yahudi Joseph Moses Levy (1811-1888) dan Levy Lawson (1833-1916)
- Mereka menguasai secara langsung maupun tidak langsung : Daily Express, Daily Mail, Daily herald, Evening News, Evening Standard, Manchester Guardian, Chronicle News, Sunday Times, Sunday Chronicle, Financial News, Financial Times, The Grhaphic dan Economist.
- Ada 50 koran dan majalah harian, mingguan dan bulanan yang memakai nama Yahudi secara terang-terangan.

IX. BEBERAPA SARAN
Beberapa hal yang digunakan untuk menghadapi ghazwul fikri :
1. Meninjau kembali semua kurikulum pendidikan di berbagai negara Islam. Sehingga kita dapat menutup semua jendela yang dilalui oleh angin jahat. Sehubungan dengan ini universitas di negara Islam harus memperhatikan mata kuliah kebudayaan Islam yang membicarakan tentang Ghazwul fikri, agar mahasiswa menyadari dan mengerti berbagai bahaya yang mengancam mereka.
2. Sekarang negara-negara maju mendirikan berbagai instansi untuk memerangi narkotika dan untuk memboikot berbagai komoditas musuh. Jadi tiba saatnya kita membentuk lembaga yang mengamati berbagai kegiatan para agresor dan sekaligus mencari jalan menghadapinya.
3. Menyebarluaskan berbagai prinsip dan ajaran Islam di tengah masyarakat dengan demikian mereka tidak membutuhkan nilai-nilai import.
4. Umat Islam harus mempunyai kantor berita sendiri, dikelola secara profesional, mengerti persoalan dan mampu mengungkap bahaya yang tersembunyi dalam berbagai berita yang disiarkan musuh.
5. Memberi pengarahan yang benar dan melindungi otak yang benar serta perasaan kita dari obat penenang dan racun.
6. Menggerakkan berbagai potensi sastra untuk menggali warisan dan sejarah peradaban Islam.
7. Menggalang persatuan umat Islam agar tercapai swasembada disegala segi.
8. Menyatukan derap langkah para penulis muslim dan lembaga da’wah untuk mengamati gerakan ghawul fikri serta mengambil langkah untuk menghadapinya.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari kerihoan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (Al Ankabut:69).

“Wahai Tuhan kami berikanlah kepada kami rahmat dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Al Kahfi 10)

Reference:
1. Ghazwul Fikri, Infasi Pemikiran, Dr.Abdul Shabur Marzuq, CV Esya Jakarta, I -Juni 1991
2. Pengantar Ghazwul Fikri – Seri 01, Abu Ridlo, Islahi Press, 1995

GHAZWUL FIKRI

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
- Mengetahui hakikat dan tujuan ghazwul fikri
- Mengetahui siapa yang melancarkan ghazwul fikri
- Mengetahui sarana yang dipergunakan untuk melancarkan ghazwul fikri

II. PENDAHULUAN
Istilah Al-Ghazwul Fikri (penyerbuan pemikiran) identik dengan al-ghasl al-mukh, thought control dan semacamnya. Esensinya di dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah tazyin, tahrif dan tadhlil. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari sikap permusuhan yang dilancarkan musuh-musuh Islam.
"Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh setan) memandang baik tipu daya mereka dan menghalanginya dari jalan (yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tidak ada seorang pun yang akan memberi petunjuk". (13:33)
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan". (Q6:112)
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mentahrifnya setelah mereka memahaminya sedang mereka mengetahui". (2:75)
"Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotonganya, dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata". (4:119)
Dorongan untuk menerapkan al-ghazwul fikri sebagai upaya penganekaragaman serbuan terhadap kaum Muslimin ialah kegagalan mereka menaklukkan dunia Islam melalui perang konvensional (secara fisik/militer). Hal ini menimbulkan kesadaran bagi mereka bahwa untuk menaklukkan dunia Islam diperlukan penyerbuan yang bersifat nonmiliter. Ini jelas membuktikan betapa dendamnya mereka terhadap kaum muslimin. Dendam inilah yang memotivasi seluruh bentuk ghazawat (peperangan) yang dilancarkan untuk memurtadkan kaum Muslimin dari agamanya.
Firman Allah:
"Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kapada kekafiran setelah kamu beriman karena dendam yang (timbul) dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran". (2:109)
Dendam mereka terhadap kaum muslimin terefleksi dalam kebencian, permusuhan dan kekerasan mereka dalam menyerbu dunia Islam. Al-Qur'an memberi tahu kepada ummat Islam bahwa Yahudi dan orang-orang musyriklah yang paling keras permusuhannya. Firman Allah :
"Sungguh kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik". (5:82.)
Al-ghazwul fikri menyerang pemikiran dan ajaran Islam. Karena itu medannya sangat luas, seluas kehidupan Islam. Hampir semua bagian dari ajaran Islam dan aplikasinya dijadikan sasaran al-ghazwul-fikri. Hal ini dimaksudkan agar kaum Muslimin, dalam kehidupannya menyimpang dari wahyu, baik secara total ataupun sebagian.
Orang-orang kafir Barat dan Timur terus-menerus mengincar setiap peluang yang dapat dijadikan sasaran al-ghazwul fikri. Bahasa, adat-istiadat, undang-undang, sejarah, tokoh-tokoh Islam, pemikiran, al-Qur'an dan al-hadits tidak luput dari serangan al-ghazwul Fikri. Bahkan Islam sebagai manhajul Hayah, sebagai pedoman hidup, dijadikan sasaran utama serangan al-ghazwul fikri.
Penyerbuan ini pada umumnya datang dari Barat yang mempunyai berbagai kepentingan di dunia Islam. Kepentingan agama, politik, ekonomi, pengaruh dan lain sebagainya. Dalam hal ini pihak Barat berada dalam posisi penyerbu dan dunia Islam berada dalam posisi diserbu. Karena itu kedudukan Barat "kuat", sedangkan kedudukan dunia Islam "lemah".
Al-Ghazwul Fikri merupakan upaya agar bangsa-bangsa lemah selalu tunduk kepada pengaruh kekuatan kaum penyerbu. Kekuatan penyerbu ini pada umumnya berupa negara-negara yang disebut negara besar yang saling bekerja sama untuk mendukung kepentingan masing-masing.
Al-Ghazwul Fikri merupakan fenomena baru yang membuktikan betapa keras dan menyeluruhnya konspirasi kaum kafir terhadap Islam dan kaum Muslimin dan betapa halusnya tipu daya mereka. Tipu daya yang dapat menjerumuskan orang-orang yang tidak memiliki kewaspadaan.

III. SEKILAS LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN AL-GHOZWUL FIKRI
Memang sulit menentukan secara pasti mulai kapan al-Ghozwul Fikri ini dilancarkan secara sistematik dan siapa pencetus pertamanya. Tetapi kalangan pemikir muslim selalu menyinggung Perang Salib sebagai peristiwa sejarah yang berpengaruh luas terhadap sikap keagamaan kaum Kristiani Eropa. Peristiwa ini membangkitkan dendam dan nafsu memusnahkan Islam dan menghancurkan kaum muslimin. Akibatnya mereka berusaha keras memperluas medan penyerbuan dan sasarannya.
Sejalan dengan luasnya medan dan sasaran penyerbuan, mereka melipat gandakan penyerbuan dan sasarannya. Setidak-tidaknya pengalaman Perang Salib membangkitkan kesadaran baru bahwa untuk memusnahkan Islam di bumi ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan melalui penyerbuan fisik. Bahkan perang konvensional yang mereka lakukan sampai beberapa abad tidak memberikan hasil yang diharapkan. Karena itu mereka menempuh cara lain, selain penyerbuan militer, yakni penyerbuan pemikiran yang merupakan alternatif pelampiasan dendam dan nafsu ingin memusnahkan kaum muslimin atau menaklukannya.
Orang yang sering disebut-sebut pertama kali menyerukan untuk melipat gandakan penyerbuan ini adalah Louis IX, kemudian menyusul orang-orang seperti Gladstone, Crommer dan Lord Allenby. Seruan-seruan mereka inilah yang kemudian dijadikan dasar perencanaan dan langkah-langkah penyerbuan baru Barat terhadap dunia Islam.
Louis IX ketika tertawan di rumah Luqman di al-Manshurah (Mesir) menyadari benar akan perlunya pelipatgandaan penyerbuan terhadap Islam dengan tidak semata-mata melalui perang konvesional. Ini merupakan salah satu indikator bahwa Perang Salib berpengaruh besar terhadap sikap keagamaan orang-orang Eropa dan pandangannya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Muhammad Asad menyatakan bahwa Perang Saliblah yang paling dominan membentuk sikap bangsa Eropa terhadap Islam selama berabad-abad lamanya, bahkan sampai sekarang. Selain itu peperangan ini sangat mempengaruhi jiwa orang-orang Eropa sehingga membangkitkan "Himmah Jahiliyah" (kesombongan jahiliyah) luar biasa hebatnya, belum pernah disaksikan sebelumnya.
Bahkan Mahammad Asad menegaskan, Perang Salib mendorong penyatuan Eropa yang sebelumnya dalam keadaan terpecah belah menjadi bangsa-bangsa kecil. Pengalaman Perang Salib mendorong munculnya 'Kota Eropa' yang memusuhi Islam.
Sikap keagamaan Eropa yang dibentuk Perang Salib ini membangkitkan upaya penyerbuan dan penghancuran keuniversalan Islam dan bagian-bagiannya melalui penyebaran syubhat, ta'wil, tasykik dan semacamnya. Keutuhan Islam dipilah-pilah secara tak bertanggung jawab. Akibatnya berjuta-juta kaum muslim terjebak kedalam pemahaman yang juz'i (parsial). Pemahaman juz'i terhadap Islam mengakibatkan kaum muslimin menerima sebagian ajaran Islam dan menolak sebagiannya. Padahal Allah SWT menytakan :
"Apakah kamu beriman sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tiadalah balasan orang yang berbuat demikian darimu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."
Sehubungan dengan Perang Salib ini ada beberapa fenomena yang patut dicatat, terutama dalam hal sikap keagamaan Barat yang Kristiani terhadap Timur yang Islami.
Pertama, ada interaksi langsung pada hampir semua aspek kehidupan antara kekuatan kufur dan Islam. Ini menimbulkan sikap keagamaan baru bagi orang-orang Eropa dan melahirkan berbagai pengalaman yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan langkah penyerbuan baru terhadap kaum Muslimin.
Pengalaman ini menimbulkan kegairahan baru orang-orang Eropa untuk melipatgandakan penyerbuan dalam rangka penaklukan dunia Islam. Kegairahan ini pula yang mengobarkan dendam mereka terhadap kaum Muslimin. Mereka semakin bernafsu melampiaskannya.
Allenby ketika berhasil masuk al-Quds tahun 1918 ia berkata, "Sekarang perang Salib telah tamat." Dan ketika memasuki kota Damaskus ia menyempatkan diri datang ke kubur Sholahuddin al-Ayyubi. Sambil menendang batu nisan pusara Ayyubi ia berkata, "Wahai Sholahuddin! Inilah aku datang."
Kedua, munculnya sikap keagamaan kaum Kristiani Eropa yang semakin keras. Sikap ini terutama diakibatkan oleh kekalahan mereka yang berkali-kali dalam Perang Salib serta ketidakmampuan mereka menaklukkan dunia Islam secara total.
Sikap keagamaan yang semakin keras ini melahirkan kebencian mereka terhadap semua yang berbau Islam. Kebencian yang mendorong orang-orang Eropa berambisi menghancurkan Islam dan memusnahkan kaum Muslimin.
Seorang penulis yang sangat terkenal kebenciannya terhadap Islam, Gairdner dalam bukunya "The Reproach of Islam" mengatakan, "Perang Salib bukanlah untuk membebaskan kota ini (al-Quds) saja, tetapi sasaran utamanya ialah penghancuran Islam dan pemusnahan kaum Muslimin."
Senada dengan Gairdner ialah pernyataan seorang penulis Armenia bernama Lootfy Levonian di dalam bukunya berjudul "Moslem Mentality". Ia melukiskan pada mulanya Perang Salib bertujuan membebaskan al-Quds dari tangan kaum Muslimun melalui pedang dan kekerasan untuk mendirikan kerajaan al-Masih di dunia. Tetapi usaha ini mengalami kegagalan. Akibatnya mereka mananamkan kebencian dan permusuhan, kedengkian dan dendam. Ia bahkan melukiskan bahwa orang-orang Salibis sengaja "membakar rumah dari dalam setelah mereka gagal menyerbu dari luar". Karena itu mereka sengaja menimbulkan dan menyebarkan perpecahan dan kekerasan setelah mereka gagal menaklukkan tempat-tempat strategis dan menguras sumber perekonomiannya.
Sikap benci dan keras orang-orang Kristen ini melembaga dalam karya para penulis Eropa pada masa-masa kekalahan kaum Muslimin. Dante misalnya, pernah melukiskan Rasullulah SAW sebagai manusia jahat yang karena dosa-dosanya ia lantas dilempar ke neraka paling dasar sehingga kepalanya pecah berantakan. Begitu pula Voltaire dan lain-lainnya.

IV. SASARAN DAN USLUB (STRATEGI) AL-GHAZWUL FIKRI
Al-ghazwul-Fikri mengarah kepada dua sasaran utama, yaitu:
1. Mengeliminasi Islam supaya tidak mampu berkembang.
2. Menghantam Islam dari dalam.
Kedua sasaran utama tersebut dicapai melalui berbagai uslub dan wasilah. Berikut dijelaskan dengan singkat uslub dan wasilah yang digunakan untuk mencapai kedua sasaran tersebut.
Untuk mencapai sasaran pertama Al-ghozwul-Fikri, orang-orang kafir menggunakan uslub:
1. Tasywih
Tasywih ini dilancarkan tidak terbatas hanya dalam satu aspek, tetapi mencakup seluruh aspek Islam. Karena itu kita menemukan berbagai upaya tasywih terhadap Al-Qur'an, Sunnah Nabi, pribadi RasuluLLoh SAW, sejarah Islam dan tokoh-tokohnya, sistem kehidupan Islam, peradaban dan warisan Islam, bahasa dan lainnya.
Tujuannya ialah untuk memutus hubungan antara kaum muslimin dengan agamanya dan menghalang-halangi nonmuslim dari pemahaman yang benar terhadap Islam, atau dengan kata lain menciptakan Islam Phobi kepada orang-orang bukan Muslim.

2. Tasykik
Tasykik yang dilancarkan orang-orang kafir terutama terarah kepada sejarah masa lalu ummat dan masa kininya.
Agar ummat Islam terputus hubungannya dengan masa lalunya, maka orang-orang kafir melancarkan tasykik terhadap kejayaan masa lalu ummat dan terhadap kehidupan pribadi tokoh-tokohnya. Tujuannya ialah agar generasi muslim sekarang tidak tahu sejarah masa lalu ummatnya kecuali masa-masa kegelapan dan penindasan, masa kegoncangan dan kebiadaban, masa pemaksaan dan kediktatoran. Dengan demikian, generasi muslim sekarang melihat sejarah masa lalunya hanya merupakan mata rantai berbagai bentuk penyiksaan dan silsilah penuh lembaran hitam.
Maka perbudakan, penindasan, peperangan, diskriminasi agama dan kesukuan, masa-masa kritis, tahap-tahap pertentangan dan periode kekacauan dan perpecahan, merupakan fokus pembahasan sejarah Islam yang harus dijejalkan kepada kepada generasi muslim dewasa ini, agar mereka membenci sejarah masa lalu ummatnya dan sebaliknya mereka terpaksa mempelajari sejarah bangsa-bangsa lain dan mengaguminya.
Dengan demikian persoalannya tidak semata-mata tasykik, tetapi juga pengelupasan, perampokan dan pemusnahan sejarah. Kemudian disusul dengan usaha peleburan ke dalam keberadaan peradaban lain.
Mereka menampilkan sejarah Islam dengan penuh kekerasan, kekejaman dan kebiadaban. Sementara jika mereka menampilkan sejarah Eropa, ditampilkannya dengan penuh keharuman, kemanusiaan dan kerasionalan. Maka tidak aneh jika kita melihat generasi muslim yang sedang tumbuh lalu lebih respek kepada sejarah Eropa karena dipandang penuh kesukaan, toleransi, kemewahan, kemajuan dan kesentosaan.
Akibatnya kaum kolonial menulis beratus-ratus buku sejarah yang diarahkan untuk memenuhi keperluan penjajahan dan untuk mentayskik sejarah ummat Islam.
Selain mentasykik sejarah masa lalu ummat, orang-orang kafir juga mentasykik kehidupan ummat masa sekarang. Tujuannya agar generasi muslim, terutama generasi yang sedang tumbuh, merasa malu dengan kehidupan ummatnya. Karena itu mereka menampilkan dunia Islam dalam bentuk serba keterbelakangan. Akibatnya generasi muslim, terutama generasi mudanya, merasa kecewa terhadap sosok ummat sekarang dan mencari jalan keluar untuk berasimilasi dengan kehidupan masyarakat lain.
Perekonomian ummat sekarang ini dilanda keterbelakangan, maka tidak ada cara untuk memajukannya kecuali melebur kedalam ekonomi kapitalis dan sosialis.
Kebudayaan dan pemikiran ummat sedang dilanda stagnasi, maka tidak ada cara untuk memperbaruinya kecuali mengadopsi kebudayaan yang maju dan bernilai tinggi.
Sementara itu lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan ummat dipandang hanya menyebarkan kebodohan, karena itu harus ditiru mentah-mentah sistem kebudayaan Eropa, Amerika atau Uni Soviet.
Maka tidak aneh kalau kemudian muncul berbagai seruan yang menuntut supaya meniru kebudayaan dan sistem hidup asing, baik secara terang-tarangan ataupun samar-samar. Misalnya Salamah Musa yang menuntut supaya meniru total kehidupan barat. Atau Luthfi Sayyid yang menyerukan Fir'auniesme mesir.
Akibatnya banyak dikalangan mufakkir di dunia Islam yang terserang rasa rendah diri dan berusaha lari dari kenyataan serta meleburkan diri kedalam kemajuan barat yang materialistik.
Masa depan ummat juga tidak luput dari sasaran tasykik. Maka timbul pertanyaan tendensius, "jika masa lalu ummat penuh keterbelakangan dan masa kininya tidak menentu, maka bagaimana kira-kira masa depannya?" jawabnya, menurut sang penyerbu, "Pasti akan terjadi kegelapan, kebinasaan dan kehancuran."
3. Penghancuran karakteristik ummat
Setelah melancarkan tasywih dan tasykik orang-orang kafir kemudian memasuki tahap tadzwib (penghancuran). Tujuannya ialah agar ummat Islam kehilangan karakteristik dan kepribadiannya. Karena itu mereka menyerbu dengan gberbagai sarana yang dapat mengubah karakternya dan dapat melunturkan aqidahnya.
Seluruh kekuatan musuh Islam bersekongkol menghancurkan karakteristik ummat dengan berbagai cara. Mereka mempergunakan cara-cara langsung dan tidak langsung, terang-terangan dan samar-samar, materi dan immateri, asing dan lokal, ekonomi dan sosial, pendidikan dan kebudayaan, militer dan sipil, terhadap muslim yang berada di negeri muslim ataupun muslim yang berada di negeri-negeri kafir.
4. Taghrib
Setelah tasywih, tasykik dan tadzwib, mereka melancarkan satu langkah lagi, yaitu penamaan kebudayaan baru yang dapat mengarahkan akal, menentukan perjalanan politik, menciptakan berbagai keputusan, merusak kondisi ummat dan mengendalikan kepemimpinan kaum muslimin. Langkah ini disebut taghrib, sebuah upaya penanaman budaya Barat secara total ke tengah-tengah kaum Muslimin. Sehingga seluruh struktur kehidupan kaum muslimin sepenuhnya berada dalam kontrol dan arahan pola hidup Barat.
Jadi target serbuan ini adalah kaum muslimin harus menerapkan sistem Barat dalam mu'amalah, sistem kehidupan dan struktur masyarakatnya. Tak jadi soal apakah nantinya kaum muslimin menjadi Nasrani, Yahudi atau atheis sekalipun. Tak jadi soal apakah orang-orang Islam tetap melaksanakan ritual ibadah tertentu dan mengibarkan nama Islam.
Sedangkan untuk mencapai sasaran kedua al-ghazwul-fikri, orang-orang kafir menggunakan uslub antara lain :
1. Penyebaran faham sekularisme
Sekularisme (secularism), tidak ada kaitannya dengan science atau science. Ia adalah la diniyah atau duniawiyah, tidak beragama atau berseifat keduniaan semata.
Dalam al-Qur'an sekularisme mewujud dalam bentuk kaum dhriyyin sebagaimana digambarkan dalam surat al-Jatsiyah ayat 24:
"Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa". Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga"
Sekularisme berupaya menciptakan suatu kehidupan yang berdasarkan ilmu mutlak dan berada di bawah kekuasaan akal dan experimen. Karena itu hal-hal ynag bersifat spiritual dipandang serba negatif. Dalam bidang politik, hukum dan moral, selain mendasarkan atas prinsip materialisme, sekularisme juga menganut faham Machiavelistik dan berupaya keras untuk memisahkan agama dengan negara.
Dengan demikian Islam akan tergusur dari kehidupan nyata, sedangkan kepribadian kaum muslimin menjadi merosot, semata-mata bernilai material kebendaan dan kerasionalan yang terpisah dari keimanan.
2. Menyebarkan faham nasionalisme
Nasionalisme adalah faham yang meletakkan nation atau suku bangsa di atas segala-galanya. Menurut faham ini kepentingan bahsa harus berada di atas semua kepentingan, termasuk kepentingan agama. Karena itu bangsa merupakan prinsip, metode dan sekaligus tujuan kehidupan. Maka bertindak dan berjuang harus berdasarkan nasionalisme, mempergunakan metode yang sesuai dengan semangat kebangsaan serta bertujuan untuk kepentingan dan dalam rangka mengagungkan bangsanya.
Slogan kaum nasionalis yang sangat populer adalah "Agama untuk Tuhan dan tanah air untuk semua". Slogan ini jelas identik dengan kebanggaan jahiliyah. Maka Syekh Abdullah bin Baz, Mufti Saudi Arabia, menyatakan, "Nasionalisme adalah propaganda jahiliyah ateistik yang bertujuan memerangi Islam dan menghantam segala hukum dan ajarannya. Nasionalisme adalah sebuah gerakan ciptaan kaum Kristiani Barat untuk memerangi Islam dan menghancurkannya dari dalam".
3. Perubahan politik
Cara lain dalam menghantam Islam dan kaum muslimin dari dalam ialah dilancarkannya perubahan politik di negeri-negeri Muslim. Perubahan politik yang bertujuan mengukuhkan pengaruh penjajah dan mencabut akar kekuatan kaum muslimin dalam bidang politik. Pada umumnya perubahan politik ini diiringi dengan penyerbuan sistem politik sekuler dan mendesak sistem politik Islam.
Berbagai ide sekularisasi politik dilancarkan dan berbagai kecaman terhadap sistem politik Islam dilontarkar. Akibatnya adalah muncul pengertian "politik adalah masalah dunia sedangkan agama masalah akhira", "islam tidak mengatur masalah politik" dan lain sebagainya.
Ide pemisahan antara agama dan politik ini diyakini sebagai suatu kebenaran oleh para politisi di negeri-negeri muslim. Bahkan sistem politik Islam dipandang sebagai satu kejahatan. Sehingga beribu-ribu orang yang memperjuangkan sistem politik islam dijebloskan ke dalam penjara dan mendapat berbagai penyiksaan.
4. Perubahan sosial.
Pada mulanya ambisi penyerbuan orang kafir itu bertujuan memasukkan kembali ke dalam agama mereka. Tetapi ketika mereka mengalami kesulitan dalam mewujudkan ambisi tersebut, mereka mulai mengkonsentrasikan gerakannya pada upaya mengeluarkan kaum muslimin dari Islam. Ternyata tujuan ini pun tidak berhasil baik. Karena itu kemudian dengan segala macam tipu daya dan sarana, mereka berupaya keras menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Salah satu diantaranya adalah perubahan sosial didalam Islam.
Misalnya dalam upaya menghancurkan tatanan masyarakat Islam, mereka melancarkan perubahan sosial dengan cara merontokkan seluruh piranti penopangnya. Untuk menghancurkan struktur masyarakat Islam, pertama kali mereka merontokkan institusi keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Dari didtem hubungan pria-wanita, sistem pernikahan, sistem keluarga, pendidikan sampai sistem kerja semuanya dirontokkan dan diubah, sehingga wajah sebuah keluarga Islami berubah menjadi keluarga yang jauh dari nilai-nilai Islam. Perubahan ini jelas berpengaruh luas terhadap wajah suatu masyarakat.
Kemudian wasilah atau sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan Ghozwul Fikri tersebut antara lain:
1. Lembaga Pemerintahan
Semua lembaga pemerintahan di dunia Islam, tanpa kecuali dijadikan alat dan sarana Al-Ghazwul Fikri. Sarana ini dipergunakan baik untuk mencapai sasaran pertama ( Mengeliminasi Islam ) ataupun untuk sasaran kedua ( Menghantam Islam dari dalam ). Hal ini dilakukan dengan cara menguasai piranti politik dan piranti perundang-undangan.
2. Publikasi
Publikasi adalah alat Ghazwul Fikri yang paling luas jangkauannya. Publikasi dapat mengantarkan Al Ghazwul Fikri dalam mencapai sasaran-sasarannya dalam kelompok masyarakat yaitu para cendekiawan, orang-orang awam besar dan kecil , kaum laki-laki dan perempuan , orang kota dan kampung , orang kaya dan miskin baik yang sudah dewasa maupun yang masih kecil. Karena itu orang-orang kafir berusaha keras untuk menguasai dan mengarahkan alat – alat publikasi ini. Media cetak, media elektronik, teater, lagu-lagu, film dan lukisan-lukisan dikerahkan untuk membentuk satu generasi yang ruhnya kosong dari nilai-nilai Islam.
3. Pendidikan
Orang-orang kafir memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan secara luas untuk mencapai tujuan Al-Ghazwul Fikri, yakni dengan cara mempengaruhi dan menguasainya. Hampir semua perangkat yang berkaitan dengan pendidikan dikuasai oleh mereka. Sejak managemen, sistem, metode, filsafat pendidikan, tenaga pengajar sampai bahasa yang digunakan, dikuasai oleh mereka.
4. Bidang Kemasyarakatan
Untuk mengeliminasi dan menghantam Islam dari dalam, orang-orang kafir juga memanfaatkan bidang sosial kemasyarakatan dan dijadikannya alat perusak dan penghancur pemikiran ummat. Sekurang-kurangnya ada tiga cara yang biasa mereka lakukan dalam program ini :
a. Mentasywih tokoh-tokoh agama dan masyarakat muslim dengan cara memburuk-burukkan nama baik tokoh dan perilaku masyarakat muslim tersebut.
b. Menciptakan pemimpin-pemimpin palsu, baik sebagai pemimpin politik, pendidikan maupun ekonomi.
c. Menyerbu kehidupan sosial kemasyarakatan kaum muslimin dengan cara mempopulerkan berbagai macam tradisi, cara berpakaian, pemikiran, seruan-seruan, penemuan-penemuan dan lain sebagainya.
Dari uraian diatas, dapat diamati bahwa hakikat al Ghazwul-Fikri terhadap kaum muslimin adalah :
1. Memasukkan kaum muslimin ke dalam millah kafirin
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepada kamu sampai kamu mengikuti millah mereka” (2:120)
2. Menjauhkan dan menyelewengkan kaum muslimin dari Islam.
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka menjadi sahabat yang setia” (17:73)
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka enurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka , supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagahagiaan yang telah diturunkan Allah kepadamu” (5:49)
3. Memadamkan nuur Islam
“Mereka berkehendak memadakan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya” (9:32)
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka (ucapan mereka), dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci”.(61:8)

Reference:
1. Pengantar Ghazwul Fikri – Seri 01, Abu Ridlo, Islahi Press, 1995


Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP